Jakarta (ANTARA News) - Studi terbaru menunjukkan orang yang menderita depresi bicara dengan cara yang berbeda, menggunakan kata tertentu serta pola bicara tertentu.
Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Clinical Psychological Science, peneliti menganalisa teks dari jurnal harian, esai personal dan pidato untuk mengetahui apakah depresi mempengaruhi komunikasi.
Dr Mohammed Al-Mosaiwi dari University of Reading menjelaskan dia dan timnya mengidentifikasi beberapa perbedaan kunci baik dalam konten maupun gaya komunikasi antara orang depresi dan orang yang tidak menderita gangguan mental.
Berikut adalah tanda-tanda linguistik dari orang depresi, seperti dilansir Elle:
- Banyak menggunakan kata yang mengungkapkan emosi negatif, seperti kesepian, sedih atau nelangsa
- Secara signifikan lebih banyak menggunakan kata ganti orang pertama, seperti saya dan diriku sendiri
- Secara signifikan tidak terlalu menggunakan kata ganti orang ketiga, termasuk mereka atau dia
Tentu saja belum tentu orang yang menggunakan kata-kata itu adalah orang yang depresi, kata dr Al-Mosaiwi, menambahkan, "Pada akhirnya, yang menentukan apakah kau depresi atau tidak adalah seperti apa perasaanmu."
Selain itu, ada beberapa ciri-ciri depresi yang patut dikenali:
- Tidak bisa merasakan kesenangan dari aktivitas yang biasanya menyenangkan
- Kehilangan minat dalam melakukan aktivitas normal, hobi dan rutinitas sehari-hari
- Merasa lelah sepanjang waktu dan tidak punya tenaga
- Sulit tidur
- Tidak nafsu makan atau nafsu makan yang normal dan tidak menyehatkan
- Sulit berkonsentrasi dan berpikir jernih
- Kehilangan rasa percaya diri
- Menghindari orang lain
- Merasa lebih sulit membuat keputusan
- Merasa tidak berguna
Jika Anda merasa seperti itu, jangan pendam semuanya sendiri. Ceritakan pada orang lain atau datangi dokter.
Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018