Jangan sampai anak kita dididik oleh `handphone`, memang ada yang baik dari penggunaannya tapi tanpa pengawasan akan sangat berisiko merusak mental anak."

Arosuka (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berbagi kebahagiaan dengan membagikan tiga unit sepeda dalam kunjungannya ke Kabupaten Solok, Sumatera Barat, setelah menyerahkan bantuan KIP, PKH, dan Rastra, Kamis.

Sepeda itu diberikan kepada warga dan pelajar yang bisa menjawab pertanyaan Kepala Negara.

Kali ini, Presiden menanyakan sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan potensi kelautan, keberagaman suku dan pengetahuan tentang dasar negara.

Presiden Jokowi menanyakan tujuh nama ikan di perairan Indonesia, tujuh nama suku daerah di Indonesia, dan menyebutkan Pancasila.

Yanti, salah seorang warga peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang beruntung dipilih Presiden Jokowi diminta untuk menyebutkan tujuh nama ikan yang ada di Indonesia.

Kelucuan muncul, saat Yanti selesai menyebutkan nama ikan, ia langsung menagih sepeda yang dijanjikan Presiden.

"Sepedanya mana pak?" ujarnya yang kegirangan berhasil menjawab tantangan Presiden.

Presiden pun tak kuasa menahan tawanya. Sesaat kemudian sepeda yang dijanjikan Presiden dibawa oleh petugas dan diserahkan kepada Yanti.

Presiden Jokowi juga sempat melawak atau melucu dengan menyebutkan kalau sepeda yang diberikannya sama dengan sepeda di pasaran, tetapi yang membuatnya mahal adalah tulisan hadiah Presiden Indonesia.

Sepeda juga didapatkan dua pelajar asal Kabupaten Solok. Meskipun sedikit gugup tapi Andra, pelajar SDN 12 Paninggahan yang diminta membaca Pancasila dan Febri Pertiwi asal SMAN 1 Gunung Talang yang ditantang menyebutkan tujuh nama suku di Indonesia juga berhasil menjawab pertanyaan Presden.

Presiden juga menekankan peran orang tua dalam mengawasi anak dari pengaruh globalisasi, terutama dari pengaruh telepon genggam.

Orangtua perlu lebih teliti dalam mengawasi anak ketika bermain telepon genggam karena pengaruh negatif yang dapat dilihat oleh anak yang belum cukup umur ketika diakses melalui internet di telepon pintar.

"Jangan sampai anak kita dididik oleh `handphone`, memang ada yang baik dari penggunaannya tapi tanpa pengawasan akan sangat berisiko merusak mental anak," ujarnya.

Pewarta: Agung Pambudi P
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018