"Jangan sampai ada petani mengeluh karena harga di bawah HPP. Itu tujuan kami turun (ke lapangan) dan langsung kami laporkan ke Menko (Darmin Nasution)," kata Amran ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis.
Amran mengatakan pihaknya sudah memantau harga gabah sekaligus meninjau panen padi ke beberapa wilayah di Jawa, seperti Garut, Sukabumi, dan Pati.
Ia mengatakan transaksi harga beli untuk gabah kering panen di Pati, Jawa Tengah, berkisar Rp3.900 dan Rp4.000 per kilogram dengan kemungkinan produksi 1.000 ton per hari.
"Intinya kami menjaga petani agar harga jangan di bawah HPP. Kami membentuk tim Sergab (Percepatan Serap Gabah Petani) di daerah sentra produksi di tujuh provinsi," kata Amran.
Ia mengatakan panen padi sudah terjadi hampir menyeluruh di Jawa hampir menyeluruh. Ia juga menyebutkan bahwa harga beras sudah mulai turun menyesuaikan harga padi.
"Harga gabah di lapangan ada sampai Rp4.000 per kilogram dan kami sudah beli, ada juga yang Rp4.500 per kilogram. Di daerah Karawang itu yang masih tinggi," ucap dia.
Amran menilai bahwa harga gabah saat ini sudah turun kurang lebih 25-30 persen dari Rp6.500 per kilogram. Penurunan harga tersebut dinilainya akan sejalan dengan penurunan harga beras.
"Jadi apa yang harus dilakukan? Membenahi rantai pasok," ucap Amran.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja di Desa Mancagahar, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (6/2), Amran mengatakan harga gabah di wilayah Jawa Barat turun Rp700 per kilogram menjadi sekitar Rp3.800 sampai Rp4.000 per kilogram.
Menurut Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015, harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen (GKP) Rp3.700 per kilogram dan gabah kering giling (GKG) Rp4.600 per kilogram.
Sedangkan untuk harga fleksibilitas pembelian beras medium Rp8.000 per kilogram dan harga fleksibilitas pembelian beras premium Rp9.000 per kilogram. ***3***
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018