Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun 37 poin menjadi Rp13.580 per dolar AS dari Rp13.543 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan dolar AS menguat seiring dengan kenaikan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat setelah pengesahan anggaran defisit pemerintahnya.
"Naiknya yield obligasi AS menahan laju rupiah meski di dalam negeri terdapat sentimen positif," katanya.
Sentimen positif dari peningkatan cadangan devisa Indonesia pada januari 2018 diharapkan dapat menahan tekanan terhadap rupiah.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Januari 2018 sebesar 131,98 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan posisi akhir Desember 2017 sebesar 130,20 miliar dolar AS. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Analis Binaartha Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menambahkan sentimen positif juga datang dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia bahwa fundamental perekonomian Indonesia akan terus membaik sehingga dapat menarik minat investasi asing pada 2018.
Di sisi lain, lanjut dia, Kementerian Keuangan juga memastikan bahwa Indonesia akan terus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang telah terjalin baik dengan mempertahankan stabilitas kinerja dari APBN.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018