Sejak Januari 2018 kami belum ada penyerapan karena harga masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) dan harga fleksibilitas kami serta realisasi panen masih kurang."

Temanggung (ANTARA News) - Perum Bulog Subdivre Wilayah V Kedu hingga saat ini belum melakukan penyerapan gabah karena terkendala tingginya harga gabah di pasaran, kata Wakil Kepala Perum Bulog Kedu Abdullah.

"Sejak Januari 2018 kami belum ada penyerapan karena harga masih di atas harga pembelian pemerintah (HPP) dan harga fleksibilitas kami serta realisasi panen masih kurang," katanya di Temanggung, Rabu.

Ia menyebut saat ini HPP gabah kering panen (GKP) Rp3.700 per kilogram dan gabah kering giling (GKG) Rp4.600 per kilogram. Sedangkan untuk harga fleksibilitas pembelian beras medium Rp8.000 per kilogram dan harga fleksibilitas pembelian beras premium Rp9.000 per kilogram.

Ia menuturkan berdasarkan pantauan Bulog saat ini harga beras medium di pasaran masih berkisar Rp9.000-10.000 per kilogram dan beras premium masih di atas Rp10.000 per kilogram.

Menurut dia stok beras di Gudang Bulog Subdivre Kedu saat ini masih cukup untuk bantuan sosial rastra dan operasi pasar beras di lima kabupaten selama empat bulan ke depan.

Ia mengatakan target serapan beras pada tahun 2018 sebanyak 52 ribu ton.

Pengelola penggilingan padi di Kelurahan Jurang, Temanggung, Jini (60) menyebutkan saat ini harga GKP jenis IR 64 masih Rp5.800 per kilogram dan GKG Rp6.000 per kilogram.

Ia menuturkan saat ini masih sulit mencari gabah di Temanggung karena belum memasuki panen raya.

"Terakhir dapat pasokan gabah tiga hari lalu sebanyak 2,5 ton dari Muntilan, Kabupaten Magelang dan baru bisa kering setelah dijemur lima hingga enam hari karena tidak ada panas sehingga paling seminggu sekali baru membeli gabah lagi," katanya.

Menurut dia dalam kondisi normal, 1 kuintal gabah bisa menghasilkan 55 kilogram beras. Namun, dalam kondisi sekarang 1 kuintal gabah hanya menghasilkan 48-50 kilogram beras.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018