Pertambahan itu karena penerimaan devisa yang berasal dari pajak dan hasil ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.
"Penerimaan devisa tersebut melampaui kebutuhan devisa terutama untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo,? kata Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Komunikasi BI Agusman dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Rabu.
Jumlah cadangan devisa pada akhir Januari 2018 cukup untuk membiayai 8,5 bulan impor atau 8,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Bank Sentral menilai jumlah cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018