Tokyo (ANTARA News) - Saham-saham Tokyo ditutup sedikit lebih tinggi pada Rabu, setelah melepaskan sebagian besar keuntungan awal, dipicu pembelian kembali setelah Wall Street pulih semalam (Selasa).

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik tipis 35,13 poin atau 0,16 persen, dari tingkat penutupan Selasa (6/2), menjadi mengakhiri hari perdagangan di 21.645,37 poin.

Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama di pasar Tokyo, bertambah 6,50 poin atau 0,37 persen, menjadi berakhir pada 1.749,91 poin.

Ahli strategi pasar lokal mengatakan bahwa saham-saham menarik banyak pembelian sejak awal, setelah pemulihan Wall Street semalam dari rekor kerugian yang membuat indeks saham Nikkei turun ke level terendah sejak Juni 2016 pada Selasa (6/2).

Keinginan investor kembali pada awal perdagangan, karena pasar telah lama terkoreksi.

Persepsi umum, menurut para pialang setempat, adalah bahwa meskipun ada kekhawatiran inflasi di AS, pendapatan kuat dari perusahaan-perusahaan domestik ditambah dengan bank sentral Jepang menandakan komitmennya untuk melanjutkan pelonggaran, volatilitas pasar akan mereda.

Menyusul pembelian kembali saham yang dianggap bernilai terlalu rendah, para investor lebih berhati-hati dalam perdagangan berikutnya dengan asumsi posisi yang lebih defensif untuk mengevaluasi jalan berikutnya pasar ekuitas global dan domestik serta saham berjangka AS.

Yen yang bergerak menguat terhadap dolar AS juga menyurutkan sentimen di Tokyo dan saham-saham eksportir mendapat tekanan, kata para pelaku pasar.

Produk minyak dan batu bara, mesin serta farmasi paling banyak mencatat kenaikan pada saat penutupan, dengan jumlah saham yang meningkat mengalahkan yang mengalami penurunan sebanyak 1.165 terhadap 821 di papan utama, sementara 79 saham berakhir tidak berubah.

Pada papan utama, 2.336,29 juta saham berpindah tangan, turun dari volume perdagangan Selasa (6/2) yang mencapai 3.155,71 juta saham, dengan volume transaksi pada hari perdagangan ketiga minggu ini mencapai 4.526,0 miliar yen (41,41 miliar dolar A.S.), demikian Xinhua melaporkan.

(UU.A026/B012)

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018