Kulon Progo (ANTARA News) - Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengaku kecewa dengan pembangunan pusat oleh-oleh dan tempat istirahat belakang Pasar Plono pendukung pengembangan objek wisata Kebun Teh Nglinggo-Tritis senilai Rp2,23 miliar.
Hasto di Kulon Progo, Rabu, mengatakan akan memanggil Kepala Dinas Pariwisata dan penjabat pembuat komitmen proyek pembangunan pusat oleh-oleh dan tempat istirahat itu.
"Secepatnya, kami minta laporan detail rencana teknis (DED) dan rencana anggaran biaya (RAB). Kami tunggu sebelum Jumat (9/2)," kata Hasto saat meninjau lokasi pusat oleh-oleh dan tempat istirahat pendukung Kebun Nglinggo-Tritis.
Ia mengatakan proyek pembangunan pusat oleh-oleh dan tempat istirahat pendukung Kebun Nglinggo-Tritis dikerjakan saat dirinya tidak lagi menjabat sebagai bupati pada 2017.
"Biasanya, pekerjaan-pekerjaan saat saya menjabat, saya agak detail dan teliti karena saya mengawal detail rencana teknis (DED) dan rencana anggaran biaya (RAB) seperti apa," katanya.
Ia mengatakan perencanaan proyek pada akhir 2016, dilelang dan pelaksanaan proyek pada awal 2017 saat dirinya tidak menjabat. Pada saat dirinya dilantik pada Mei 2017, proyek pusat oleh-oleh dan tempat istirahat pendukung Kebun Nglinggo-Tritis sudah berjalan.
"Kami sudah minta kepala bidang yang menangani ini, soal DED dan RAB-nya yang dipakai pada 2017. Dipakai gardu pandang, tempat istirahat, gapura dan lokasi parkir. Dari pada saya marah-marah, dan kemarahan saya tidak sesuai dengan RAB, saya malu. Untuk itu, saya menunda kemarahan saya dulu, sampai saya melihat RAB dan DEDnya. Kemudian saya cocokkan dengan hasil meninjau lokasi saat ini," kata dia.
Hasto mengatakan sampai hari ini, dirinya belum mendapat laporan DED dan RAB pusat oleh-oleh dan tempat istirahat pendukung Kebun Nglinggo-Tritis. Dirinya mulai bekerja Juni, setelah akhir Mei dilantik.
"Evaluasi tidak semua kami cek satu persatu ke lapangan. Makanya, kami akan mereview ulang apa-apa yang sesuai dan apa yang tidak sesuai," katanya.
Terkait kondisi lokasi parkir, Hasto mengatakan saat dirinya berhenti saat masa jabatan, memiliki gagasan, Pasar Plono diturunkan, sehingga jarak pasar dengan jalan tidak terlalu tinggi. Tetapi, ide tersebut belum dilaksanakan dan belum diturunkan. Namun demikian, akan didiskusikan kembali karena sudah terlanjur dibangun.
"Ide saya awal, semua diturunkan sehingga dekat dengan jalan supaya mudah diakses. Ide saya begitu," katanya.
Saat ditanya, lokasi parkir pusat oleh-oleh dan tempat istirahat pendukung Kebun Nglinggo-Tritis tidak sesuai harapannya, Hasto mengatakan ketinggian lokasi yang tidak sesuai.
"Harapan saya lebih rendah sehingga saat bus besar mau masuk tidak berat. Kalau hanya 50 centimeter tidak akan sulit. Kami ingin pasar dan lokasi parkir menghadap ke depan. Tapi realisasinya, bangunan membelakangi pemandangan yang bagus," kata dia.
Sebelumnya, Kasi Sarana dan Prasarana Dinas Pariwisata Kulon Progo Fitri Lianawati mengatakan dana pembangunan pusat oleh-oleh dan tempat istirahat atau rest area sebesar Rp2,6 miliar berasal dari dana alokasi khusus.
Ia mengatakan luas pusat oleh-oleh dan tempat istirahat atau rest area yakni 40 x 40 meter persegi dengan menggunakan tanah kas desa. Untuk itu, pihaknya intensif menjalin komunikasi dengan Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo terkait izin penggunakan tanah kas desa dan kompensasinya.
"Sejauh ini, izin dari gubernur terkait izin penggunaan tanah kas desa sudah turun sehingga, kami berani membangun pusat oleh-oleh dan tempat istirahat atau rest area," katanya.
Rencananya, rest area akan digunakan sebagai lahan parkir bus pariwisata dan mobil wisatawan. Wisatawan yang akan ke puncak kebun teh Nglinggo bisa menggunakan mobil jeep atau angkutan perdesaan (angkutdes) yang dikelola oleh Pokdarwis Dewa Lingga.
"Wisatawan dapat menimati keindahaan alam dan kebun teh dengan nyaman," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018