Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau para pemangku kepentingan di dunia pendidikan untuk lebih mengutamakan perwujudan inovasi dibandingkan menuntut percepatan dana pendidikan.
"Yakinlah bahwa pola mendorong inovasi, pola untuk meningkatkan skill, dua-duanya itu penting. Sehingga saya harapkan dalam pertemuan ini, para pemangku kepentingan, mari kita melihat apa yang akan terjadi di Indonesia atau dunia ini 19 tahun yang akan datang," kata Wapres saat memberikan pembekalan dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RPNK) di Pusdiklat Kemendikbud di Depok, Jawa Barat, Rabu.
Ilmu pengetahuan harus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, sehingga manfaat ilmu pengetahuan dapat dirasakan mengikuti kebutuhan masyarakat hingga di masa mendatang.
"Orang sudah memulai e-commerce, kita masih bicara masalah-masalah dasar. Tapi saya yakin, rembuk ini bukan hanya berpikir tentang sertifikat guru, bagaimana BOS itu cepat, bagaimana dana tersampaikan;,itu sudah dilakukan (oleh Pemerintah)," jelasnya.
Wapres pun mencontohkan perkembangan dunia pendidikan di Vietnam dan India, di mana pemerintahnya mengalokasikan anggaran negaranya sebesar 20 persen untuk pendidikan. Di Vietnam, menurutnya, peningkatan kualitas pendidikannya lebih signifikan dibandingkan di Indonesia.
"Di Vietnam, anggarannya juga 20 persen dan lebih kecil dari kita, tetapi lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan Indonesia. Di India, yang tingkat pendidikannya rendah, tapi orangnya hebat-hebat kerja di luar negeri. Bisa jadi CEO Pepsi Cola, CEO Google," jelasnya.
Wapres juga menjelaskan dua paham pendidikan di dunia yang sebaiknya bisa berjalan beriringan, yakni dengan meningkatkan keahlian bersamaan dengan kemampuan ilmu pengetahuan untuk mendorong inovasi.
Keahlian dalam dunia pendidikan harus dibarengi dengan penyesuaian kebutuhan masyarakat, sehingga inovasi yang dilakukan di sebuah negara dapat berhasil dan menjadikan maju, ujar Wapres.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018