Depok, Jawa Barat (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla di Depok, Rabu, mengatakan masuknya universitas asing ke Indonesia dinilai lebih efisien daripada mengirimkan mahasiswa Indonesia ke luar negeri dengan menggunakan dana beasiswa Pemerintah, seperti LPDP.

Dengan demikian, kesempatan bagi pelajar Indonesia akan lebih terbuka lebar untuk merasakan pengalaman sekolah di perguruan tinggi asing yang berperingkat terbaik di dunia.

"Pikirannya sederhana, kenapa kita memberikan beasiswa yang mahal-mahal untuk anak kita sekolah di luar negeri? Toh tidak memakai kurikulum Indonesia, tapi kita (Pemerintah, red.) biayai dia, triliunan kita biayai (lewat) LPDP. Mana yang lebih baik? Kita bawa sekolahnya ke sini sehingga lebih banyak anak yang bisa sekolah," kata Wapres Kalla.

Selain itu, jelas Wapres, dengan masuknya perwakilan resmi perguruan tinggi asing ke Indonesia, para pelaku pendidikan di Tanah Air memiliki kesempatan untuk saling bertukar ilmu dan memiliki tolok ukur pembanding dalam mengembangkan dunia pendidikan.

"Jadi ada pembanding juga, sehingga kita bisa membawa benchmark yang baru. Dan juga tentu dosen-dosen kita juga mempunyai manfaat untuk saling belajar seperti itu," tambahnya.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir sebelumnya mengatakan Pemerintah membuka peluang bagi universitas asing ternama untuk beroperasi di Indonesia.

Perguruan tinggi asing tersebut nantinya harus bekerja sama dengan perguruan tinggi swasta di Tanah Air, dengan program studi prioritas antara lain di bidang sains, teknologi, keinsinyuran, matematika, bisnis, teknologi dan manajemen.

"Paling tidak ada sekitar lima hingga 10 perguruan tinggi asing. Kami (Kemenristekdikti) menargetkan bisa beroperasional pada pertengahan tahun ini. Intinya adalah kolaborasi dengan perguruan tinggi kita, perguruan tinggi asing ini masuk ke perguruan tinggi swasta kita. Jadi tidak diatur oleh Pemerintah," kata Nasir.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018