Sawangan (ANTARA News)- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy membuka peluang pencairan Kartu Indonesia Pintar (KIP) melalui koperasi sekolah.
"Kami akan berkoordinasi dengan bank mitra KIP, mereka katanya akan meminta agennya yang disebut laku pandai untuk proaktif. Tahun ini kami akan evaluasi, kalau belum optimal juga pencairannya maka kami akan mendorong agar bisa cair melalui koperasi sekolah," ujar Mendikbud Muhadjir Effendy dalam konferensi pers Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2018 di Sawangan, Jawa Barat, Rabu.
Pada 2017, Kemdikbud mengalokasikan KIP untuk 17,98 juta siswa. Sementara dana yang dicairkan baru dana untuk 12,4 juta anak atau baru sekitar 68,3 persen. Sementara pencairan 2016, diatas 90 persen.
Mendikbud menjelaskan pencairan KIP pada 2016 dan 2017 berbeda sistemnya. Untuk pencairan KIP pada 2016 dilakukan secara tunai, sementara untuk 2017 tidak tunai. Jadi dana KIP tersebut langsung turun ke rekening siswa.
"Ada juga siswa yang tidak mau mengambil uangnya karena alasan ingin ditabung."
Meski demikian, Mendikbud mendorong agar bank mitra untuk proaktif dan menghubungi siswa penerima KIP, karena dikhawatirkan siswa tidak mengetahui tata cara pengambilannya.
"Faktor uang tersebut belum terlambat. Kami akan berkoordinasi dengan bank."
Pemerintah pada 2018 rencananya akan melakukan penyaluran Program Indonesia Pintar (PIP) 2018 untuk 17,927 juta siswa dengan jumlah anggaran sesar Rp9,6 triliun.
PIP merupakan program pemerintah untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak usia 6 sampai dengan 21 tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan pendidikan menengah serta mendukung pelaksanaan Pendidikan Menengah Universal/ Rintisan Wajib Belajar 12 Tahun.
Pewarta: Indriani
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018