Houston (ANTARA News) - Produksi minyak  dan gas alam Amerika Serikat diproyeksikan meningkat selama beberapa dekade, kata Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Selasa (6/2).

EIA mengeluarkan Prospek Energi Tahunan 2018 (AEO2018) pada Selasa (6/2), memprediksi bahwa produksi cairan (kebanyakan minyak mentah dan produk-produk bahan bakar minyak) di Amerika Serikat akan mulai menurun menuju tahun 2050 karena kurang kurang produktifnya wilayah-wilayah yang dikembangkan.

Laporan tersebut mencakup proyeksi pasar energi AS sampai tahun 2050 berdasarkan sebuah kasus referensi dan enam kasus sensitivitas tambahan.

Referensi AEO2018 menunjukkan transisi Amerika Serikat dari importir energi netto ke eksportir energi netto karena pengembangan produksi dan konsumsi yang moderat.

Amerika Serikat telah menjadi importir energi netto sejak 1953, namun kasus proyek-proyek Referensi AEO2018 membuat Amerika Serikat akan menjadi eksportir energi netto pada 2022.

Menurut AEO2018, beberapa prediksi lainnya antara lain: ekspor minyak dan gas AS akan menurun setelah 2040 sebagai akibat dari kurangnya perbaikan teknologi yang substansial.

Konsumsi energi AS akan tumbuh rata-rata sekitar 0,4 persen per tahun dari 2017 sampai 2050, lebih rendah dari tingkat pertumbuhan penduduk yang diperkirakan sebesar 0,6 persen per tahun.

Hampir semua kapasitas pembangkit listrik baru akan dipicu oleh gas alam dan energi terbarukan setelah 2022. Harga gas alam diproyeksikan akan tetap rendah sampai akhir periode proyeksi.

Biaya-biaya yang terkait dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik terbarukan diperkirakan akan terus menurun, terutama untuk sistem fotovoltaik surya, demikian Xinhua.

(UU.A026/B/A026/A011) 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018