"BI selalu ada di pasar untuk meyakinkan stabilitas sistem keuangan terjaga. Kami akan jaga volatilitasnya tetap terjaga," kata Agus ditemui usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa malam.
Agus menilai pelemahan sejumlah mata uang terhadap dollar AS adalah bentuk transisi yang sedang berjalan akibat perbaikan ekonomi dari sisi investasi, konsumsi, dan tingkat pengangguran di negara yang dipimpin Presiden Donald Trump tersebut.
Selain itu, Ia juga menilai hal tersebut merupakan kondisi normal akibat adanya penyesuaian aturan pajak AS yang baru disetujui sekaligus faktor pelantikan Jerome Powell sebagai pemimpin baru Bank Sentral AS.
Agus memandang bahwa situasi di negara besar berdampak ke negara berkembang. Untuk Indonesia, laporan pertumbuhan ekonomi yang baik serta inflasi yang sesuai target cukup mengimbangi penguatan dollar AS.
Ketika ditanya mengenai tren pelemahan rupiah, Agus mengatakan hal tersebut bersifat sementara mengingat ekonomi Indonesia tetap baik yang tercermin dari pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan neraca pembayaran.
"Kemarin itu ada surat utang negara yang jatuh waktu, dan membuat juga dana keluar," kata dia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak melemah sebesar 40 poin menjadi Rp13.560 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.520 per dollar AS.
Pewarta: Roberto Calvinantya Basuki
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018