Denpasar (ANTARA News) - Larangan terhadap maskapai Indonesia terbang ke Uni Eropa mulai menimbulkan dampak buruk terhadap kunjungan wisatawan Eropa ke kota-kota di Indonesia. Wisatawan dari negara-negara Eropa yang sedang berlibur di Indonesia, oleh agen perjalanan di negaranya diminta membatalkan penggunaan penerbangan dari satu kota ke kota lain di Nusantara. "Kami menerima keluhan dari beberapa agen di Bali dan Surabaya yang menjadi mitra agen Eropa. Turis asal Eropa yang ditanganinya diminta membatalkan penggunaan penerbangan di negeri ini," kata Ketua DPD Asita Bali, Al Purwa, kepada ANTARA News di Denpasar, Sabtu. Dihubungi ketika hendak bermain golf, "Pak Al" panggilan Al Purwa, menyebutkan bahwa sejumlah wisatawan dari Perancis dan Jerman yang ke Bali dan sedang melancong di Surabaya, diminta membatalkan penerbangan lanjutan ke Manado, Sulawesi Utara. Selain itu, sejumlah turis dari Eropa yang berlibur di Bali, dan hendak melanjutkan perjalanan ke Makassar, juga diminta membatalkan penerbangan ke ibukota propinsi Sulawesi Selatan itu. "Ini bisa gawat. Kalaupun tidak ada maskapai Indonesia yang terbang ke Eropa, larangan itu memberikan pengaruh besar terhadap kepercayaan dunia pada penerbangan dalam negeri," ucap ketua DPD Association of The Indonesia Tours & Travel Agencies Bali ini. Akan lebih gawat lagi, katanya, jika negara-negara lain pemasok turis terbanyak ke Indonesia dan Bali khususnya, seperti Jepang dan Australia, juga ikut-ikutan melakukan hal serupa. Turis dari negara-negara Eropa yang sedang berlibur ke Indonesia, oleh agen perjalanan di negaranya diminta menandatangani pernyataan tidak menggunakan penerbangan Indonesia. Jika turis Eropa itu membandel, nekat melanjutkan perjalanan ke kota-kota di Nusantara dengan menggunakan penerbangan dalam negeri, maka pihak asuransi tidak bersedia mengcover-nya. Menurut ketua asosiasi perusahaan perjalanan wisata Bali itu, larangan menggunakan penerbangan Indonesia tersebut bisa mengancam surutnya kunjungan wisman ke kota-kota di Indonesia. "Kalau wisman hanya bisa ke Bali atau ke Jakarta saja dengan penerbangan asing, kami khawatir tingkat kunjungan ke Indonesia bakal merosot," ucap Al Purwa seraya berharap pemerintah segera menjelaskan ke Uni Eropa soal kondisi maskapai penerbangan di negeri ini.(*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007