Ambon (ANTARA News) - Salah satu oknum pelaku aksi "tarian liar", Abraham Saiya, mengakui telah merencanakan aksi mengganggu peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XIV yang dihadiri Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono di lapangan Merdeka Ambon, Jumat pagi.Ketika dikonfirmasi wartawan pada sela-sela pemeriksaaan di Polres P.Ambon dan P.P.Lease, Sabtu, Abraham menjelaskan, aksi itu diawali dengan pertemuan yang dikoordinasikan Yoyo Teterissa di Desa Aboru, Pulau Haruku (Maluku Tengah), sebulan lalu.Mereka kemudian memantapkan kegiatan yang sempat mengagetkan Kepala Negara dan aparat keamanan, baik TNI maupun Polri dengan "tarian liar" disaksikan ribuan orang itu pada Desa Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, pekan lalu.Pertemuan juga dilaksanakan di Batugantung, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Kamis malam (28/6), selanjutnya mereka berkumpul di Jalan Tulukabessy, Mardika, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Jumat pagi, sekitar pukul 05:30 WIT sebelum menggelar tarian cakalele (perang-red) di lapangan Merdeka Ambon, pukul 10:30 WIT.Abraham mengemukakan, aksi ini atas kemauan sendiri yang sudah nekat dan tidak khawatir bila ditindak aparat keamanan. "Kami tidak dibayar untuk melakukan aksi tersebut," ujarnya.Sementara itu, Plt Kabid Humas Polda Maluku, Kompol Djoko Susilo belum bersedia membeberkan terlalu banyak penyidikan intensif bagi 31 orang yang telah diamankan.Dia hanya menjelaskan, 20 orang di Mapolda Maluku dan 11 lainnya di Polres P.Ambon dan P.P.Lease bersama barang bukti antara lain 13 bendera RMS ukuran kecil, enam bendera RMS ukuran besar, sejumlah dokumen RMS, satu buah tifa, enam parang kayu, empat tombak kayu serta sejumlah ikat kepala dan lengan."Dari 31 orang, 28 di antaranya adalah oknum pelaku 'tarian liar' itu diamankan juga kartu perlindungan HAM dari Palang Merah Internasional. Jadi belum ada tersangka karena masih mengintensifkan penyidikan," katanya dan memprediksikan besok (Minggu-red) kemungkinan sudah ada tersangka ditetapkan.Ia pun menepis aparat keamanan kecolongan dalam mengamankan aksi "tarian liar". "Kok kegiatannya berbarengan dengan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu usai menyampaikan sambutan tentang kegiatan Harganas ke-XIV,"tuturnya.Kapolda, Brigjen Pol.Guntur Gatot Setyawan dan personil Paspampres melihat ada yang tidak beres ketika aksi "tarian liar", baik celana yang dikenakan maupun atribut lainnya, langsung bergegas membubarkan dan menggiring mereka keluar lokasi peringatan Harganas guna diamankan aparat keamanan."Jadi aparat keamanan tidak kecolongan karena tariannya diperagakan diprakirakan merupakan rangkaian dari sambutan Gubernur Ralahalu. Setelah terlihat kejanggalan barulah disadari adanya kegiatan mengganggu kehadiran Kepala Negara dengan simbol-simbol gerakan separatis RMS," demikian Kompol Susilo.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007