"Kita panen di Jawa Barat. Rencana total panen 230 ribu hektare di bulan Februari. Kita melihat produksi total 1,6 juta gabah. Kalau beras berarti 800 ribu ton," kata Amran saat menghadiri panen raya di Desa Mancagahar, Kecamatan Pamengpeuk, Kabupaten Garut, Jabar, Selasa.
Ia menjelaskan harga gabah di Jabar sudah turun sekitar Rp700 per kilogram mengingat saat ini sudah memasuki panen raya. Bahkan, ia menemukan harga gabah di Sukabumi berkisar Rp3.800-Rp4.000 per kg.
Selain itu, Amran juga membentuk tim penyerapan gabah untuk menghindari kerugian yang dialami petani terutama saat masa panen raya yang bisa menyebabkan harga gabah anjlok.
"Kami langsung sinergi, sudah tanda tangan MoU kemarin bersama Bulog, Dirut BRI, Petugas Penyuluh Lapangan, Baninsa dan semua pihak kita bersinergi menyerap beras petani. Kita tidak boleh membiarkan petani merugi," kata Amran.
Ada pun khusus panen raya di Desa Mancagahar, Garut, ini luas lahan yang mengalami panen sebanyak 300 ha dari total lahan 764 ha dengan produktivitas gabah sebanyak 8,3 ton per ha. Varietas yang ditanam umumnya Ciberang, Mekongga dan Inpari 32.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPPT) Jawa Barat Liferdi Lukman menjelaskan harga gabah di Desa Mancagahar sudah mulai turun sekitar Rp4.500 sampai Rp4.700 per kg.
"Sebelumnya di awal Januari Rp5.800. Di Jabar pernah mencapai Rp7.300 per kg di daerah Pantura, seperti Subang dan Karawang," kata Liferdi.
Ia menambahkan jumlah luas lahan panen di Kabupaten Garut pada Februari mencapai 22.972 ha dengan produktivitas rata-rata 6,9 ton per ha. Dengan demikian, produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 158.506 ton atau setara dengan 99.859 ton beras.
Konsumsi beras per bulan di Kabupaten Garut tercatat 28.266 ton beras dengan populasi penduduk 2,5 juta jiwa.
"Artinya kalau kita populasikan dengan jumlah penduduk dan panen hari ini, Kabupaten Garut sudah surplus 71.593 ton beras. Bisa kita share umumnya untuk mengisi ke Jawa Barat dan DKI Jakarta," kata Liferdi.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018