Beddawi, Lebanon (ANTARA News) - Pasukan Lebanon melepaskan tembakan ke arah warga sipil Palestina yang menuntut kembali ke rumah mereka di sebuah kamp pengungsi yang terkepung, Jumat, menewaskan tiga pemrotes dan mencederai 50 lain, kata beberapa saksi mata dan sumber Reuters di rumah sakit.
Menurut saksi mata, pasukan terlebih dulu melepaskan tembakan ke udara ketika ratusan pengungsi, yang mencakup wanita dan anak-anak, berusaha menerobos sebuah pos pemeriksaan militer dan menuju kamp Nahr al-Bared, yang menjadi lokasi bentrokan sengit hampir enam pekan antara militer dan gerilyawan Fatah al-Islam yang terinspirasi Al-Qaeda.
Ketika massa tidak bubar dan menyerang prajurit dengan batu dan pentungan, pasukan melepaskan tembakan senapan otomatis ke arah para pemrotes itu, menjatuhkan sejumlah korban yang kemudian dibawa ke sebuah rumah sakit di Beddawi dan sebuah rumah sakit di kota pelabuhan Tripoli, Lebanon utara.
Peristiwa itu mungkin meningkatkan ketegangan di 11 kamp pengungsi lain Palestina di Lebanon -- yang sudah mendekati titik bergolak akibat pertempuran di Lebanon utara yang telah menewaskan 204 orang.
Saksi mata mengatakan, para pengungsi Nahr al-Bared mulai berpawai dari kamp Beddawi yang berdekatan, tempat mereka berlindung setelah pertempuran meletus pada 20 Mei.
"Kami mengorbankan darah dan jiwa kami untukmu, Bared," teriak mereka.
Para pengungsi itu kecewa karena berada dalam kondisi sulit pada saat mereka berada di kamp Beddawi yang padat dan mengatakan, mereka bertekad kembali meski pertempuran terus berlangsung.
Menteri Pertahanan Lebanon Elias al-Murr mengklaim kemenangan dan berakhirnya pertempuran besar dengan Fatah al-Islam.
Namun, militer menyatakan, Nahr al-Bared tetap menjadi sebuah zona militer tertutup ketika mereka berusaha memaksa gerilyawan yang bersembunyi di dalam kamp itu agar menyerah.
Pasukan keamanan dilarang memasuki 12 kamp pengungsi Palestina di Lebanon berdasarkan sebuah perjanjian Arab 1969.
Sebagian besar kamp itu, yang semula menjadi tempat tinggal 40.000 pengungsi, hancur akibat perang dan ranjau bertebaran di bangunan-bangunan dan gang-gang di daerah tersebut.
Satu sumber militer mengatakan, penembak gelap Fatah al-Islam membunuh dua prajurit dalam pertempuran sporadis Jumat, sehingga jumlah kematian menjadi 204 sejak meletusnya konflik tersebut, yang merupakan kekerasan internal terburuk di Lebanon sejak perang saudara 1975-1990. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007