New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street berakhir turun tajam pada Senin (Selasa pagi WIB), dengan Dow merosot 4,60 persen, karena pasar mendapat pukulan berat dari panic selling (penjualan panik).
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 1.175,21 poin atau 4,60 persen menjadi ditutup di 24.345,75 poin. Indeks S&P 500 merosot 113,19 poin atau 4,10 persen menjadi berakhir di 2.648,94 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup berkurang 273,42 poin atau 3,78 persen menjadi 6.967,53 poin.
Kerugian pada Senin (5/2) memperpanjang aksi jual yang masif dari sesi sebelumnya. Pada Jumat (2/2), saham-saham AS jatuh, dengan Dow merosot lebih dari 650 poin, karena para investor khawatir bahwa Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga pada tingkat yang lebih cepat setelah laporan pekerjaan positif.
Total pekerjaan non pertanian AS meningkat sebesar 200.000 pada Januari, mengalahkan konsensus pasar, dan tingkat pengangguran tetap tidak berubah sebesar 4,1 persen, Departemen Tenaga Kerja melaporkan pada Jumat (2/2).
Para analis mengatakan pasar sekarang berpikir tentang kemungkinan Fed menaikkan suku bunga empat kali tahun ini, setelah bank sentral pada Desember menyatakan lebih dari tiga kenaikan pada 2018.
Sentimen investor juga diperlemahan oleh kemunduran global di pasar saham. Sebagian besar pasar ekuitas Eropa dan Asia turun tajam pada Senin (5/2), dengan saham Jepang mengalami penurunan satu hari terbesar sejak 9 November 2016.
Pada sektor ekonomi, Indeks Non Manufaktur ISM tercatat 59,9 persen pada Januari, 3,9 persentase poin lebih tinggi daripada prediksi Desember yang disesuaikan secara musiman dan mengalahkan konsensus pasar 56,2, kata Institute for Supply Management (ISM) pada Senin (5/2).
Sementara itu, Indeks Aktivitas Bisnis Jasa-jasa IHS Markit AS yang disesuaikan secara musiman tercatat 53,3 pada Januari, sejalan dengan ekspektasi pasar, demikian Xinhua.
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018