Batam (ANTARA News) - Badan pesawat Nomad N22 P-817 yang 20 tahun silam tenggelam; Jumat sekitar pukul 18.20 berhasil dievakuasi tim TNI AL hingga ke tepi pantai, dan akan dipotong-potong, diangkut, kemudian dirangkai kembali untuk dijadikan monumen. "Rencana kami, besok (Sabtu, 30/6), tim memotong-motong badan pesawat menjadi beberapa bagian, sekalian mencari kerangka pilot Mayor Laut Suwelo Wibisino yang mungkin ada di dalamnya," kata Komandan Lantamal IV/Tanjungpinang Laksamana Pertama TNI Among Margono, di pantai Kawal, perbatasan Bintan-Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri). Badan Nomad N22 P-817 setelah selesai dirapikan kembali, kelak dijadikan monumen di depan Mess Suwelo Wibisono di Kompleks Satudarmabar Tanjungpinang sebagai tanda penghormatan, kata Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IV/Tanjungpinang. Hingga pukul 21.30 WIB ratusan warga masyarakat berkerumun di tepi Pantai Kawal yang berada di kawasan wisata Pantai Trikora. Mereka datang-pergi melihat-lihat pesawat Nomad yang sudah rongsokdan di dalamnya dipenuhi karang dan tumbuhan. Among, serta istri almarhum Suwelo, Sri Indah Budayati (52) menyalami sekaligus menyampaikan rasa terima kasih kepada tim evakuasi dalam suasana haru dan hujan, ketika para petugas itu mendarat setelah pukul 18.20 berhasil merapatkan badan pesawat ke bibir pantai. Tim tersebut antara lain terdiri atas pimpinan dan pelaksana dari Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambai) TNI AL, Kapal Motor Princess Mandiri, KM Mana dan Kapal Patroli Keamanan Laut Rempang, dan beberapa warga tempatan. Sri dari Surabaya bersama dua anaknya sudah sembilan hari berada di Bintan dan Tanjungpinang. Ia menyatakan masih berharap tim dapat membantu menemukan kerangka Suwelo, demikian wartawan ANTARA, Sudirman, melaporkan. "Semoga Allah memberi petunjuk," katanya. Ia mengatakan, jika jenazah suaminya diketemukan, akan dibawa ke Surabaya untuk dimakamkan. "Tapi kalau tidak diketemukan juga tidak apa-apa. TNI berhasil mengangkat badan pesawat saja, kami sudah bersyukur," kata Sri yang meneteskan airmata ketika menyalami 13 petugas dari Dislambai TNI AL. Mayor Laut (Pelaut) Suwelo Wibisono, 4 Mei 1987 tenggelam bersama Nomad N22 P-817 yang jatuh akibat kerusakan mesin ketika melaksanakan patroli maritim dari Natuna menuju Tanjungpinang. Sedang Kopilot Markoni, selamat. Upaya pencarian kerangka Suwelo dilakukan tim penyelam sejak hari pertama missi, Kamis (21/6) di kedalaman 30-32 meter perairan Desa Teluk Bakau, Pulau Mapuir, Kepulauan Riau. Missi itu dilaksanakan setelah pada pertengahan Juni 2007, Lantamal IV mendapat laporan dari nelayan Atang dkk bahwa ketika mereka menyelam untuk membebaskan jaring yang tersangkut reruntuhan Nomad, melihat ada kerangka di ruang kokpit. Sampai hari kesembilan missi evakuasi, tim belum berhasil menemukan kerangka Suwelo. Rencana semula, Jumat (29/6) tim menyisir kembali dasar laut sekitar lokasi reruntuhan Nomad untuk menemukan kerangka Suwelo namun dibatalkan, sebab berkonsentrasi mendorong dan menarik badan pesawat tersebut dari jarak satu mil (posisi Kamis pukul 23.20 WIB) hingga akhirnya sampai ke bibir pantai. Di hari ke delapan, Kamis petang, Nomad N22 P-817 berhasil diapungkan dari dasar laut, kemudian diambangkan dengan bantuan 25 drum dan tiga balon khusus. Badan pesawat itu kemudian ditarik Kapal Patkamla Rempang dan KM Mana dengan dikawal KM Princess Mandiri ke arah barat menuju Pantai Kawal. Penarikan hingga ke posisi satu mil laut dari Pantai Kawal menghabiskan waktu sembilan jam karena kapal penarik disengaja bergerak lambat antara 1-2 knot mil laut. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007