Jakarta (Antara News) - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian siap mengenalkan Bioindustri Padi di lahan pasang surut di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.
Hal itu diungkapkan Kepala BB-Pascapanen Risfaheri dalam pertemuan koordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuasin Babul Ibrahim di Kantot BB Pascapenen Bogor, Senin.
"Bioindustri padi pada lahan pasang surut ini nantinya akan dilakukan di Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin," kata Kepala BB-Pascapanen Risfaheri dalam pertemuan yang juga dihadiri Kepala Desa Telang Rejo selaku Komisaris BUMDes Telang Mandiri Sejahtera.
Dalam model bioindustri padi di Telang Rejo tersebut, BB-Pascapanen akan memfasilitasi dua unit pengering gabah berbahan bakar sekam kapasitas masing-masing 5 ton/batch, satu unit penggilingan padi sistem auto-pneumatic kapasitas 1,2 ? 1,5 ton/jam.
Selain itu, satu unit pengolahan limbah sekam untuk pupuk biosilika, serta peralatan pendukung seperti unit pengemas, moisture tester, dan timbangan digital.
Sementara itu BUMDes menyiapkan sarana bangunan untuk penempatan sarana pengolahan, selain itu modal kerja untuk mengoperasikan model bioindustri yang dibangun tersebut.
"Dengan dilengkapi teknologi auto-pneumatic pada proses penggilingan padinya, dapat menekan presentase beras pecah sehingga meningkatkan presentase beras kepala," kata Rudy Tjahjohutomo, penanggungjawab kegiatan tersebut.
Melalui model Bioindustri tersebut tidak hanya menghasilkan beras berkualitas sebagai produk utama, tetapi juga dikembangkan teknologi pengolahan dan pemanfaatan hasil samping dan limbahnya, seperti pemanfaatan dedak untuk pakan, sekam untuk bahan bakar pengeringan dan abunya untuk produksi pupuk biosilika.
Pupuk biosilika, tambahnya, sangat baik untuk meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit, tanaman tidak mudah rebah dan juga dapat memacu pertumbuhan.
"Pendekatannya zero waste sehingga nilai tambahnya bisa maksimal, serta unsur hara yang berasal dari produksi padi kembali ke lahan di daerah setempat," ujar Rudy.
Sementara itu Risfaheri mengharapkan kegiatan ini harus dapat memberikan nilai tambah bagi petani terutama yang berada di bawah naungan BUMDes Telang Mandiri, baik dalam bantuan modal kerja maupun dalam harga pembelian gabah petani.
Pihaknya siap memberikan pelatihan-pelatihan sehingga BUMDes dapat mengoperasikan bioindustri padi tersebut.
Selain itu BB-Pascapanen dan Dinas Pertanian Banyuasin akan melakukan pengawalan dan pendampingan terhadap pengelolaan bioindustri padi tersebut, sehingga keberadaannya berkelanjutan dan benar-benar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteran petani, terutama di desa Telang Rejo.
"Diharapkan model bioindustri padi ini bisa menjadi role model bagi pengembangan bioindustri padi di wilayah lain," katanya.
Menanggapi hal itu Kepala Dinas Pertanian Banyuasin dan Kepala Desa Telang Rejo menyatakan, sangat antusias terkait rencana Balitbangtan tersebut, karena selama ini gabah hasil produksi petani diangkut keluar dari Telang Rejo.
Apalagi ada rencana Pemda setempat untuk mengeluarkan perda larangan membawa gabah keluar dari wilayah tersebut kecuali dalam bentuk beras sehingga nilai ekonomi perberasan tersebut dirasakan oleh masyarakat di Banyuasin.
Pewarta: Subagyo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018