Pria Jerman itu menyebut asisten wasit menjadi pusat perhatian karena memberikan penalti kedua untuk The Lily White pada menit 90+5 yang diekseusi Harry Kane untuk gol ke-100 di Liga Inggris.
Sebelumnya, Liverpool juga diganjar hadiah penalti oleh wasit Jon Moss kendati tendangan 12-pas Harry Kane tidak berbuah gol karena dimentahkan kiper Loris Karius.
Setelah penalti pertama itu, Liverpool memimpin 2-1 berkat gol Mohamed Salah yang melewati tiga bek Spurs kemudian menjaringkan bola dari sudut sempit ke pojok gawang Hugo Lloris.
Namun drama terjadi saat Erik Lamela terjatuh karena sentuhan Virgil van Dijk di kotak penalti. Asisten wasit kemudian mengangkat bendera sebelum Harry Kane mengeksekusi penalti itu.
"Hasilnya sangat dipengaruhi oleh keputusan hakim garis," kata Klopp seusai pertandingan. "Tapi dia ingin menjadi pusat perhatian dan sekarang dia mendapatkannya."
"Saya tidak tahu apa yang mereka diskusikan. Dan penalti kedua, Virgil van Dijk menyentuhnya, tapi kami tahu Lamela menginginkan sentuhan dan melompat ke arahnya. Mereka akan menjelaskan itu adalah sentuhan dan itu adalah penalti, kami semua tahu itu," kata Klopp.
(Baca: Penalti dramatis Harry Kane batalkan kemenangan Liverpool)
Bekas pelatih Borussia Dortmund itu mempertanyakan alasan wasit tidak memberikan hukuman atas pelanggaran-pelanggaran ringan yang dialami pemain Liverpool di babak pertama. Namun memberikan penalti karena sentuhan Van Dijk di akhir babak kedua.
"Di babak pertama, kami tidak mendapat tendangan bebas dalam situasi seperti itu. Itu bagian permainan, tidak apa-apa. Tapi mendapatkan itu di menit terakhir, wow. Anda harus memastikannya atau meninggalkannya," pungkas Klopp.
Juergen Klopp sempat menghalau pemain-pemain Liverpool yang menghampiri wasit seusai pertandingan untuk melontarkan protes. Klopp justru bersenyum sebelum menyalami wasit dan pemain Tottenham sebelum masuk ke lorong ruang ganti Anfield, demikian Skysports.
(Baca juga: Dapat dua penalti di Liverpool, Pochettino selamati wasit)
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018
