Cirebon (ANTARA News) - Nurdianto (18), seorang pendaki gunung asal Jatibarang, Kabupaten Indramayu tewas di ketinggian 2.900 meter atau hampir mendekati Puncak Gunung Ciremai akibat hipotermia atau kedinginan, Rabu (27/6) kemarin, sementara enam orang tim evakuasi korban dari Jepala Indramayu justru terjebak badai, Jumat siang. Apo Juharto, Ketua II Aktifitas Anak Rimba (AKAR) Kuningan yang ikut dalam Tim SAR di Pos Pendakian Palutungan, Kuningan kepada ANTARA News, Jumat mengatakan, tim Jepala diduga kehabisan bekal dan terhadang hujan badai sehingga memutuskan untuk kembali ke Palutungan. "Enam orang Pengelola Pendakian Gunung Ciremai (PPGC) Palutungan telah berangkat untuk menyusul enam orang dari Jepala dan diusahakan agar keenam orang itu turun karena di atas sangat dingin," katanya. Ia menjelaskan, saat ini posisi keenam orang dari Jepala berada di ketinggian 2.400 meter dan diperkirakan malam ini sudah bisa dijemput untuk kembali ke Palutungan. Menurut Apo, evakuasi korban meninggal yang tercatat sebagai pelajar SMK Jatibarang itu akan dilakukan besok pagi dengan sistem estafet. "Kami siapkan lima pos penjemputan korban, dengan sistem estafet," katanya. Apo mengungkapkan, tujuh orang dari AKAR, Jumat jam tiga sore sudah berangkat untuk mendekati titik korban yang meninggal dan melakukan persiapan evakuasi. Menurut sumber ANTARA News, korban merupakan satu dari sepuluh pendaki asal Indramayu yang berangkat Selasa (26/6) namun pada keesokan harinya saat akan kembali, seorang pendaki meninggal di sekitar Gua Walet atau sekitar tanaman edelweis, sehingga dua orang turun meminta pertolongan untuk evakuasi. "Saat ini kesepuluh orang pendaki itu sudah turun ke Palutungan, sehingga pencarian difokuskan pada enam orang tim evakuasi dari Indramayu dan evakuasi korban yang meninggal," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007