Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memaparkan strategi memenangkan Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur di hadapan 2.500 kadernya yang hadir di Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) DPD PDI Perjuangan Jatim di Surabaya, Sabtu.
"Bu Mega yang menyampaikan langsung bagaimana strategi yang harus dilakukan agar Pilkada di Jatim sesuai harapan," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah di sela Rakerdasus.
Paparan yang disampaikan Megawati bersifat tertutup, termasuk bagi wartawan dengan alasan konsolidasi internal.
Pada kesempatan tersebut, Basarah yang ditunjuk sebagai "Panglima Perang" internal PDI Perjuangan di Pilkada Jatim 2018 juga berharap seluruh kader mulai pengurus provinsi hingga anak cabang solid untuk menang.
"Tak hanya di Pilkada tingkat provinsi, tapi 18 Pilkada tingkat kabupaten/kota di Jatim yang digelar serentak juga harus menjadi perhartian serius," ucapnya.
Basarah juga berharap para pengikut Soekarno (Soekarnois) dan Marhaenis yang ada di partai politik lain untuk memenangkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan bersama partai koalisi, PKB, PKS dan Gerindra, yaitu Gus Ipul-Mbak Puti.
Menurut dia, adanya kata "Soekarno" di belakang nama Puti Guntur menjadikan sebuah pertaruhan nama besar PDI Perjuangan dan tiga pilar partai sehingga pengikut Soekarno, meskipun bukan dari internal partai, secara moral memiliki tanggung jawab untuk memenangkan.
Tak itu saja, ia juga memastikan keluarga besar NU tetap solid dan istiqomah mendukung Gus Ipul, setelah Azwar Anas diganti Puti Guntur Soekarno sebagai pendampingnya di Pilkada yang digelar 27 Juni 2018 tersebut.
"Kalau ada informasi menyebut kiai `balik kanan` itu tidak benar. Pasangan itu mewakili Nasionalis-Religius dan Religius-Nasionalis. Bung Karno sendiri yang nasionalis juga seorang santri dididik langsung HOS Cokroaminoto dan KH Ahmad Dahlan," kata Ketua Umum PP PA GMNI tersebut.
Sementara itu, pasangan Gus Ipul-Puti Guntur Soekarno menjadi pusat perhatian saat Rakerdasus karena ribuan kader berebut untuk berfoto atau sekadar berjabat tangan dengan pasangan yang baru diterbitkan surat keputusannya 10 Januari 2018 itu.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018