Film yang memusatkan kisah pada tokoh Pengki dan pernah diperankan mendiang Benyamin Sueb itu menurut Reza berbeda dari film terdahulu. Film ini akan tayang pada Maret mendatang.
Bagaimana kisah keduanya bisa bergabung dalam film yang kini digarap sutradara Hanung Bramantyo itu? Ada keseruan apa?
Berikut petikan wawancara bersama Reza dan Delia saat mereka berkunjung ke kantor ANTARA News di Jakarta, belum lama ini:
Reza, apa yang terpikirkan saat ditawari peran sebagai Pengki di Benyamin Biang Kerok?
Saya ada dua pertanyaan waktu itu ke pihak Falcon dan Hanung. Pertama, ini film biopik atau bukan. Kedua, kalau bukan film biopik, lantas mau mengangkat apa?
Terus jawabannya adalah ini adalah seperti remake dari film Biang Kerok tetapi kita sebenarnya inspired by that film. Ketika saya ditawari, saya tahu film ini terinspirasi dari film Biang Kerok dengan Benyamin Sueb sebagai Pengki.
Jadi, buat saya medium saya akan mengintepretasikan karakternya dan lain-lain itu ada satu ruang kebebasan yang bisa saya pakai. Bahwa saya tidak harus menjadi seorang Benyamin Sueb. Tetapi saya menjadi Pengki.
Namun, karena pada saat itu populer sekali dan sangat ikonik seorang Benyamin, maka saya merasa perlu mengambil sedikit gimmick-gimmick dan kekhasan seorang Benyamin Sueb yang saya coba adaptasikan ke dalam karakter Pengki ini di film Benyamin Biang Kerok.
Gimmick seperti apa misalnya?
Ketawanya gitu.
Butuh lama berapa akhirnya bersedia terlibat?
Oh enggak lama-lama banget. Yang paling alot biasanya budget kan? Hahaha. Enggak lama kok. Prosesnya sampai akhirya deal hanya memakan waktu 1-2 minggu.
Apa alasan terbesar hingga akhirnya bersedia?
Karena karakter yang belum pernah saya perankan. Dan lagi-lagi ada challenge yang buat saya merasa oh ini ada tantangan baru dan berat. Dan saya punya banyak pekerjaan rumah bagi seorang aktor.
Saya selalu menghindari peran-peran yang sebisa mungkin saya sudah perankan atau karakternya sedikit mirip-mirip.
Karena buat saya, saya akan bekerja dalam pola yang takutnya nyari sama. Saya enggak mau distreotipe terhadap satu karakter tertentu.
Delia, bagaimana perasaannya terpilih bermain di film ini?
Perasaanya saat mendapat peran di Benyamin Biang Kerok? Seperti mimpi jadi nyata.
Memang sudah ada keinginan main di film Benyamin Biang Kerok?
Awalnya enggak tahu, ada kecelakaan, dijahit. Enggak bisa kemana-mana. Lalu ada telepon dari Falcon, bertanya bisa ikut casting atau enggak. Hari itu aku casting.
Begitu aku casting, aku dikabarin kakek aku meninggal. Jadi langsung jalan di tengah casting.
Lalu, lima hari atau seminggu dikabarin, ditanya bisa tes make-up enggak? Aku kayak enggak napas dulu lima detik, terus ngomong iya jam berapa. Begitu datang ada reportnya Benyamin, terus ada foto Reza Rahadian, ada fotoku. Susah dijelasin pakai kata-kata. Tetapi kalau ada kata-kata yang mewakili, this is my dream.
Sebelumnya sudah tahu soal film Benyamin Biang Kerok (versi lama), karakter-karakternya?
Meskipun aku generasi milennial tetapi ada orang tua. Tahulah, jadi enggak buta-buta banget soal Benyamin.
Karakter Delia dalam film ini seperti apa?
Aku berperan sebagai Aida. Aida ini seorang artis, karakternya baik, penyayang, cair banget. Enggak jauh dari aku aslinya.
Pernah riset dulu?
Paling banyak tanya saat reading.
Pernah bertemu Ida Royani?
Belum.
Reza menimpali: karena memang pasangan Benyamin di sini secara nama dan secara karakter berbeda. Artinya walaupun di film ini Delia sebagai penyanyi tetapi secara karakterisasi juga berbeda dari yang dulu, sangat terkenal ya. Almarhum Benyamin dengan Ida Royani.
Perasaan beradu akting dengan Reza?
Aku inget banget waktu SD, SMP sampai SMA, aku sekeluarga nontonin film-nya Mas Reza. Dari dulu banget. Aku notice pas, dia jadi difabel, "Broken Hearts". Begitu aku tahu (bisa beradu akting sama Reza), kayak... Enggak bisa dijelasin.
Reza menimpali: Sama saya juga begitu tahu dia pertama kali menonton film saya waktu kecil, tua banget dong gue. Hahahaha.
Delia melanjutkan, terus aku suka joke juga, awas ya kalau nanti main sama Reza. Terus begitu tahu akhirnya main bareng..anugerah sih.
Delia tertekan enggak saat syuting?
Awalnya aku khawatir salah. Dan menurut aku itu jadi bikin aku salah. Terus ke sananya aku jadi let it out saja.
Reza galak? Pernah dimarahin?
Iya. Enggak pernah diapa-apain sih cuma aku lihat dia agak tempramental ya.
Benar begitu, Reza? Apa karena lama syutingnya?
Oh enggak. Saya kalau sudah di set walaupun filmnya komedi, kalau sudah masalah rehearshal dan lain-lain, saya strict banget. Jadi saya sama Mas Hanung tuh sebisa mungkin berbagi tugas. Mas Hanung ingin saya bisa nge-blend sama Delia.
Bagaimanapun saya juga harus banyak ngasih tahu working di set itu seperti apa sih. Atmosfirnya seperti apa. Bekerjasama dengan kamera, blocking-blocking. Secara teknis sebenarnya itu yang banyak saya sharing.
Kalian butuh berapa lama bangun chemistry?
Reza:
Kurang lebih satu bulan reading. Itu enggak hanya sama Delia saja tetapi juga ada Bang Rano Karno, lalu ada Tante Merriam Bellina, Tante Lydia Kandouw, ada Pak Haji Komar, Azis Doa Ibu, Achi Resti dan lainnya.
Ada pendekatan ke pihak keluarga Benyamin? Berapa lama?
Reza: Karena bukan film biopik, di awal justru enggak melakukan pendekatan ke keluarga ya. Karena menurut saya karakter Pengki yang dimainkan Almarhum Benyamin. Saya mengambil analogi besarnya sebagai contoh, Joker bisa diperankan oleh Heath Ledger, tetapi biar bagaimanapun yang pertama kali mempopulerkan Joker adalah Jack Nicholson.
Meski mereka berdua memainkan tokoh yang sama tetapi ada beda. Saya juga enggak bisa sepenuhnya melihat, menyamai, apa yang dilakukan Benyamin dalam Benyamin Biang Kerok.
Saya merasa masih punya ruang sebagai seorang aktor untuk memberikan satu interpretasi baru karena ceritanya berbeda. Kecuali kalau ini remake film Biang Kerok yang ceritanya sama, mungkin saya mencoba untuk lebih bisa mendekati.
Tetapi cerita yang totally beda. Mas Hanung sendiri bilang bahwa film ini banyak mengangkat hal tentang teknologi, anak zaman now peka teknologi, jadi buat saya ceritanya berbeda.
Tetapi walau bagaimanapun karena judulnya Benyamin Biang Kerok, orang kebanyakan berpikir oh ini seperti biopik. Ini yang mau dicoba kasih penawaran baru kepada audience bahwa film ini bukan film biopik.
Tetapi walau bagaimanapun pendekatan terhadap tokoh Benyamin itu harus tetap ada. Jadi ketawanya, mimiknya, gesture-nya, itu kurang lebih mencoba mengambil sedikit demi sedikit dari Benyamin.
Bahkan di trailer filmnya pun enggak ada adegan yang sama seperti di film terdahulu.
Rambutnya juga?
Reza; Iya gaya rambut juga. Ini sekarang belum potong rambut saja. Takut ada syuting dadakan lagi. Karena kami kan syutingnya dua part, masih ada hutang syuting untuk part 2. Takut ada kebutuhan, jadi saya belum berani potong rambut.
Berapa lama syutingnya?
30 hari ya Del? Kurang lebih.
Tiap hari bersama dong ya?
Reza dan Delia: Iya setiap hari kita sama-sama ya. Sudah menyaksikan marah-marahnya di lokasi. Ketawa-ketawanya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018