Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo tidak mempersoalkan aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI), yang mengacungkan buku kuning saat Dies Natalis ke-68 UI pada Jumat.
Setelah Presiden mengakhiri sambutannya dalam Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia kemudian hendak berfoto bersama dengan rektor UI Muhammad Anis dan meresmikan Forum Kebangsaan, seorang pria yang mengenakan batik lengan panjang meniupkan peluit dan mengacungkan buku berwarna kuning. Anggota Pasukan Pengamanan Presiden langsung menggiring keluar pria tersebut.
Belakangan diketahui bahwa pria itu adalah Ketua BEM UI 2018 Zaadit Taqwa. Buku kuning diacungkan untuk menunjukkan "kartu kuning", sebagai tanda peringatan kepada Presiden Joko Widodo.
"Terhadap aksi ini Presiden Jokowi biasa saja, tidak tersinggung," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP.
"Sebenarnya sudah dijadwalkan Presiden menerima Ketua BEM selepas acara, karena katanya ada yang ingin disampaikan dari BEM UI kepada Presiden. Tapi, tiba-tiba saat acara di dalam, ada mahasiswa yang mengacungkan buku berwarna kuning."
"Agenda Presiden bertemu BEM UI itu batal karena aksi tersebut," ungkap Johan.
Johan mengatakan bahwa menurut penjelasan yang ia peroleh, buku kuning yang diacungkan Zaadit adalah buku lagu-lagu yang dinyanyikan saat acara Dies Natalis tersebut.
Kepala Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti menyatakan bahwa sikap Zaadit itu adalah aspirasi mahasiswa dan bukan sikap UI.
"Dapat kami sampaikan, aksi tersebut adalah murni aspirasi pribadi mahasiswa yang bersangkutan dan ke depan, kami berharap setiap sivitas akademika UI diperkenankan menyampaikan pendapatnya namun tetap menghormati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban dan kenyamanan bersama," kata Rifelly.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018