Kota Agung, Lampung (ANTARA News) - Populasi Badak Sumatera bercula dua (Dicerorhinus Sumatrensis) di hutan konservasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) kini 60 hingga 80 ekor. Angka populasi 60-80 ekor tersebut merupakan hasil survei 2005 lalu, dan menurut Manager Indonesia Rhino Conservation Program, M Waladi Isnan, didampingi Plt Kepala Balai Besar TNBBS, Ir Lusman Pasaribu, untuk survei 2006 masih dalam proses analisa serta belum diketahui perkiraan badak yang masih hidup.Namun demikian, ia yakin angka populasi populasi satwa langka itu di TNBBS tidak banyak berkurang karena temuan kasus perburuan dan badak mati sudah jarang sekali sejak 1996 diterjunkan petugas Rhino Protection Unit/RPU. "Bahkan laporan yang kami terima dari petugas di lapangan sejak tahun 2006 itu nol kasus temuan seperti itu di hutan TNBBS," katanya pula. Namun begitu, untuk memaksimalkan pengamanan dan perlindungan bagi badak liar yang masih hidup alami di hutan seluas 356.800 ha yang berada di Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus di Provinsi Lampung, dan Kaur (Bengkulu), petugas RPU tetap dikerahkan melakukan patroli dan pengamanan di sana. "Kami tidak mau kecolongan, apalagi temuan terakhir menunjukkan intensitas bertemu badak liar semakin sering dengan petugas, justru diperkirakan akibat desakan aktivitas manusia di dalam hutan yang menjadi habitat satwa langka itu," kata Waladi lagi. Artinya, katanya lebih lanjut, saat ini masih terdapat ancaman besar bagi kelestarian badak liar itu, baik oleh aktivitas perambahan hutan, penebangan liar, maupun perburuan liar yang belum benar-benar dapat ditanggulangi. Selain di hutan TNBBS, badak sumatera juga masih hidup dan ditemukan di hutan Taman Nasional Way Kambas di Kabupaten Lampung Timur, dengan perkiraan populasi mencapai lebih 20-an ekor.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007