Direktur RSUD dr Soedono Madiun, dr Bangun Trapsila Purwaka, mengatakan, ketiga pasien yakni S (34), MU (14), dan ER (12) masih satu keluarga.
"Ketiga pasien tersebut masih satu keluarga. Dan saat ini mereka masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi," ujar dr Bangun saat rilis kepada wartawan, Kamis.
Ketiga pasien positif difteri tersebut sudah tujuh hari menjalani perawatan di RSUD dr Soedono Madiun. Saat ini yang dibutuhkan petugas medis adalah Antitoksin Difteri atau Anti-Difteri Serum (ADS). Dari tiga pasien tersebut, baru satu pasien yang mendapatkan ADS.
"Pihak Dinas Kesehatan Kota Madiun tidak memiliki stok ADS. Kami sangat membutuhkannya untuk menangani pasien tersebut," kata Bangun.
Ia menjelaskaan, dalam dua pekan terakhir, RSUD dr Soedono Madiun telah menerima delapan rujukan pasien suspect difteri. Dari delapan pasien tersebut tiga orang dinyatakan positif difteri dan lima orang dinyatakan negatif.
Sementara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soedono Madiun, dr Vindrya Rahatjanti, mengatakan kondisi ketiga pasien saat ini sudah membaik. Pasien MU dan ER tertular difteri dari S sang ibunya. Ketiganya juga menderita radang di tenggorokan.
"Pasien S sudah membaik dan tidak ada komplikasi baik ke jantung dan ginjal. Tim medis sudah memberikan antibiotik. Radang tenggorokan juga sudah mengecil," kata dr Vindrya.
Tim medis RSUD Seodono terus melakukan pemantauan terhadap kondisi pasien. Jika kondisinya terus membaik, maka dimungkinkan pasien bisa pulang dalam dua hingga tiga hari ke depan.
Seperti dketahui, pemerintah telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) pada kasus difteri. Di Indonesia sudah ada 20 provinsi yang ditemukan kasus difteri.
Di Jawa Timur, selama 2017 lalu terdapat 460 kasus difteri positif dengan 16 orang penderita di antaranya meninggal. Selama 2018 sampai dengan 30 Januari telah ditemukan 88 kasus difteri.Kasus tersebut juga ditemukan di Kota Madiun.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018