Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk menyerap tiga komoditas penting produksi dalam negeri, yang beberapa diantaranya mengalami penurunan harga di tingkat petani.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa pihaknya akan meminta kepala dinas perdagangan dan perindustrian di berbagai daerah untuk memantau pergerakan harga guna memastikan serapan yang akan dilakukan oleh Perum Bulog untuk menjaga harga di tingkat petani.
"Kami berharap Perum Bulog segera menyerap gabah, bawang merah, dan jagung. Kepala dinas di berbagai daerah akan saya minta untuk memantau," kata Enggartiasto pada Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2018 di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah di tingkat petani pada Januari 2018 tercatat masih mengalami kenaikan. Rata-rata harga gabah kering panen sebesar Rp5.415 per kilogram atau naik 8,42 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara rata-rata harga gabah kering giling juga naik sebesar 7,07 persen menjadi Rp6.002 per kilogram.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan Perum Bulog bisa menyerap 2,2 juta ton beras mulai Januari-Juni 2018.
"Bulog diberikan fleksibilitas 10 persen di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Jika di atasnya lagi, maka (dibeli dengan harga) komersial," kata Amran.
Berdasarkan data Perum Bulog, HPP gabah kering panen di tingkat petani tercatat sebesar Rp3.700 per kilogram, gabah kering giling Rp4.650 per kilogram, dan beras sebesar Rp7.300 per kilogram.
Untuk bawang merah, harga serapan yang akan dilakukan Perum Bulog sebesar Rp15.000 per kilogram, dimana saat ini harga di tingkat petani berkisar antara Ro6.000-Rp8.000 per kilogram. Sementara untuk jagung, harga serapan ditetapkan Rp3.150 per kilogram.
Dari data BPS yang diperlihatkan oleh Kementerian Pertanian, luas tanam padi selama 2017 mencapai 16,4 juta hektar, atau naik 16,65 persen setara dengan 2,34 juta hektar. Selain itu, pada Januari 2018 produksi gabah kering giling diprediksi mencapai 4,5 juta ton atau setara dengan 2,8 juta ton beras.
Kebutuhan konsumsi beras nasional per bulan diperkirakan sebesar 2,6 juta ton. Dengan kondisi demikian, seharusnya ada surplus beras sebanyak 329,3 ribu ton pada Januari 2018.
Produksi padi sejak 2015 dinyatakan meningkat, dimana pada 2014 produksi padi sebanyak 70,84 juta ton, naik menjadi 75,39 juta ton pada 2015, naik menjadi 79,35 juta ton pada 2016 dan menjadi 81,38 juta ton pada 2017.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018