Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah menyatakan bahwa suku bunga di Indonesia masih mempunyai ruang untuk turun dari tingkat sekarang. "Di Swiss kemarin saya juga katakan bahwa suku bunga di Indonesia masih punya ruang untuk turun," kata Burhanuddin, seusai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembentukan Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK), di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Jumat. Namun Bank Indonesia melihat bahwa suku bunga hanya merupakan "intermediate target", karena yang penting adalah bagaimana realisasi tingkat inflasi. "Kita angker kepada inflasi, kalau inflasi bisa ditekan pada tingkat yang sangat rendah, saya kira tidak ada alasan suku bunga untuk terlalu tinggi," kata Burhanuddin. Mengenai pertemuan di Swiss, Burhanuddin mengemukakan topik pembahasan pertemuan antar gubernur bank sentral sudah beralih dari masalah "global imbalances" kepada topik lain. "Topik pembahasan sudah beralih ke bagaimana mempertahankan dan meningkatkan kemakmuran dari adanya kelebihan likuiditas saat ini untuk diserap masuk ke industri-industri yang ada," katanya. Menurut dia, topik `global imbalances` sempat menjadi topik pertemuan gubernur bank sentral dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di China dan Amerika Serikat. "Untuk Indonesia saya kira memiliki kesempatan untuk menyerap kelebihan likuiditas dalam investasi di negeri ini," tambahnya. (*)

Copyright © ANTARA 2007