Cianjur (ANTARA News) - Neneh Kurniati (40), warga Kampung Cidogdog RT 01/02, Desa Sukaratu, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jabar, menjadi lumpuh karena kedua kakinya patah setelah ia meloncat dari lantai dua rumah majikannya di Arab Saudi demi membela kehormatannya akibat hendak diperkosa. Keterangan yang dihimpun di Cianjur, Kamis, menyebutkan sejak peristiwa naas yang terjadi empat tahun silam itu, hingga kini, kedua kaki Neneh tak dapat digerakkan. Selain itu, bagian punggungnya terpaksa mengenakan pen, karena tulang pinggulnya patah. Neneh menuturkan kala ia nekad menjatuhkan diri dari lantai dua rumah majikannya, ia tidak merasakan apa-apa. Sesaat setelah terjatuh, lanjut Neneh, dirinya sempat berjalan menuju Rumah Sakit Al-Haraj di Arab Saudi. "Padahal, waktu saya terjatuh dalam keadaan berdiri. Mungkin waktu itu, masih baal (tidak terasa sakit). Baru beberapa jam setelah tiba di rumah sakit, rasa sakit mulai terasa, terutama di punggung dan kedua belah kaki," katanya. Ibu tiga anak ini, sekarang tidak berdaya. Neneh hanya bisa menyeret kedua kakinya untuk sekadar bisa keluar dari kamarnya menuju kamar mandi atau dapur. Selain lumpuh, Neneh, tampak sesekali meringis menahan rasa sakit di punggung dan kakinya. "Terus terang, saya enggak tahu harus bagaimana lagi. Cuma segini adanya. Kalaupun punya keinginan, ya inginnya pemerintah bisa memberikan perhatian kepada saya dan keluarga," ujarnya. Neneh, tidak dapat melupakan kejadian yang menimpanya di negeri petro dolar tersebut, sekitar empat tahun lalu itu, seiring dengan penderitaan yang saat ini ia rasakan. Dia mengaku, kontrak kerja yang semestinya dua tahun pun, akhirnya putus di tengah jalan, saat baru berjalan enam bulan. Neneh tidak menampik jika saat itu ia sempat menerima uang sebesar Rp15 juta dari majikannya. "Begitupun dari PT Ananda Mandiri, perusahaan yang memberangkatkan saya ke Arab Saudi. Saya memperoleh Rp4 juta. Namun terus terang saja uang sebesar itu tak cukup untuk berobat karena hampir setiap minggu saya harus pergi ke dokter," katanya. Dadang (43) kerabat Neneh, mengemukakan keberangkatan saudaranya ke Arab Saudi dilakukan secara legal. Sehingga secara tidak langsung, kata Dadang, pemerintah seharusnya ikut bertanggungjawab dengan keadaan Neneh yang saat ini tidak berdaya. Dadang berharap sepantasnya Neneh memperoleh bantuan dari pemerintah untuk menanggung biaya pengobatan saudaranya itu. "Kita berharap pemerintah dapat membantu meringankan penderitaan Neneh yang hingga kini hanya bisa terbaring dan merasakan rasa sakit, sementara untuk biaya operasi ia tidak memiliki apa-apa lagi," kata Dadang. (*)
Copyright © ANTARA 2007