Manado (ANTARA News) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengekspor puluhan ton tepung kelapa ke Belanda di awal tahun 2018.
"Ekspor ke negara tersebut karena minat masyarakat Belanda mengonsumsi tepung kelapa cukup tinggi," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Darwin Muksin di Manado, Rabu.
Darwin mengatakan tepung kelapa yang diekspor ke Belanda sebanyak 25 ton dan mampu menghasilkan devisa bagi negara sebesar 52.500 dolar Amerika Serikat.
Pembeli asal Eropa maupun Amerika, Asia dan Afrika sangat memperhatian kualitas, kuantitas dan kontinuitas pengiriman barang.
Sehingga, katanya, pemerintah terus mengingatkan agar pengekspor Sulut dapat menjaga akses pasar yang sudah tercipta tersebut.
Dengan demikian, diharapkan pasar akan merambah ke negara tetangga lainnya di Eropa maupun di Asia, Amerika dan Afrika lebih besar lagi.
Pembeli internasional jika sudah memutuskan membeli suatu produk, menurut dia, berarti telah melewati berbagai tahapan seleksi.
"Pasar internasional memilih tepung kelapa Sulut berarti kualitasnya sudah teruji dan diharapkan dapat dipertahankan ataupun lebih ditingkatkan," katanya.
Pemerintah berharap agar produk turunan kelapa yang diekspor bukan hanya tepung kelapa. Tapi bisa lebih banyak lagi diversifikasinya karena mampu memberikan nilai tambah yang lebih besar.
Darwin mengatakan, negara potensial ekspor tepung kelapa Sulut ke 31 negara yakni Jerman, Rusia, Tiongkok, Inggris, Belanda, Selandia Baru, Italia, Mesir, Slovenia, Brasil, Australia, Belgia, Uruguay, Amerika Serikat, Korea. Kemudian ke Austria, Afrika Selatan, Hongkong, Taiwan, Uni Arab Emirat, Lithuania, Argentina, Angola, Hungaria, Norwegia, Kasakztan, Polandia, Georgia, Portugal, Latvia, dan Yunani.
Ia menjelaskan, permintaan tepung kelapa yang tinggi dari berbagai negara tersebut harus dimanfaatkan dengan baik oleh petani dan pengekspor Sulut.
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018