Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan aparat keamanan di Ambon, Maluku, untuk segera melakukan penyelidikan terhadap "tarian liar" yang diduga dilakukan simpatan Republik Maluku Selatan (RMS) di sela-sela acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Lapangan Merdeka, pusat Kota Ambon, Jumat sekitar pukul 10.30 WIT. "Saya minta dilakukan investigasi," kata Presiden, seusai berlangsungnya acara tarian liar tersebut. Pada pukul 10.30 WIT tsb, setelah Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, menyampaikan laporannya, tiba-tiba di Lapangan Merdeka muncul sekitar 30 orang yang menggunakan pakaian adat Maluku melakukan tarian Cakalele. Padahal, kegiatan ini sama sekali tidak direncanakan panitia. Tarian itut mengagetkan Presiden serta aparat keamanan, baik TNI maupun Polri. Kepala negara kemudian mengatakan, "Kalau tujuannya tidak baik, maka harus ada sanksi moral serta sanksi sosial." "Kalau tujuan penari-penari itu lebih dari itu (di luar kewajaran), maka harus ada tindakan yang tegas," ungkap Presiden. Yudhoyono kemudian mengungkapkan beberapa hari yang lalu telah mendapatkan informasi tentang adanya kemungkinan kegiatan liar, di luar rencana Panitia Harganas. Usai kejadian tidak terduga itu, Pangdam XVI Patimura Mayjen TNI Sudarmaidy Suandi serta Kapolda Maluku Brigjen Gatot Setiawan serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar langsung turun tangan untuk memeriksa para 'penari liar'. Mereka membawa bendera RMS, namun untung saja bendera itu tidak berhasil dibawa ke Lapangan Merdeka, baru sampai di pinggir lapangan Merdeka sudah ditahan aparat keamanan. Sampai berita ini diturunkan sedikitnya 15 orang sudah diperiksa aparat keamanan TNI maupun Polri. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007