"NU berhasil membuktikan jati dirinya sebagai perekat persahabatan kebangsaan yang begitu penting bagi kokohnya Pancasila dan NKRI," kata Hasto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan memperingati Hari Lahir ke-92 NU di Masjid KH Hasyim Asy`ari di Jalan Dan Mogot, Jakarta Barat, Rabu malam ini.
PDI Perjuangan mengucapkan selamat atas NU yang telah berusia 92 tahun.
"Kesadaran peran strategis NU di dalam proses berbangsa dan bernegara terus kami tanamkan di dalam kaderisasi Partai. Hal ini tidak terlepas dari kedekatan Bung Karno dengan tokoh-tokoh NU seperti KH Hasyim Asyari, KH Wahid Hasyim dan KH Wahab Hasbullah," kata Hasto.
"Bahkan Bung Karno mendapat gelar dari NU sebagai Waliyyul Amri ad-Dharuri bi al-Syaukah (Pemimpin umat yang berkuasa secara de facto yang harus dipatuhi berkaitan dengan suatu hal yang dianggap darurat atau penting)," sambung dia.
Hasto menyebutkan, kesadaran mengenai arti penting NU juga ditunjukkan oleh realitas sejarah reformasi, bagaimana Megawati Soekarnoputri dan Gus Dur bahu membahu memerjuangkan kedaulatan rakyat melalui tatanan kehidupan politik yang lebih demokratis.
"Ketika Bapak Jokowi meminta pertimbangan Ibu Megawati terhadap susunan kabinet pun, Ibu Megawati menegaskan peran sentral NU tersebut sehingga beliau mengusulkan beberapa pos strategis kerakyatan ditempati oleh representasi NU," kata Hasto.
Kesadaran sejarah dan kultural juga dijalankan PDIP dalam menjaring calon pemimpin daerah seperti representasi NU di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sekurang-kurangnya 61 daerah lain di tingkat kabupaten/kota pada Pilkada Serentak 2018.
"Selamat Harlah NU yang terus memerkokoh Ukhuwah Wathoniyah untuk Indonesia Raya," kata Hasto.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018