Jakarta (ANTARA News) - Minister Counsellor Ekonomi dan Perdagangan Kedutaan Besar China untuk Indonesia Wang Liping mengatakan pihak Indonesia termasuk para pengusaha perlu gencar mempromosikan produk berkualitasnya kepada masyarakat China sehingga dapat memperlebar pasar di negara tersebut.
"Kalian harus membuat publikasi tentang produk Indonesia yang berkualitas atau orang-orang (konsumen) akan beralih ke produk dari negara lain," kata Wang dalam konferensi pers Pameran Impor Internasional China di Gedung Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Jakarta, Selasa.
Dalam perkembangan informasi dan era digital saat ini, informasi harus masif disebarluaskan untuk mendukung pengenalan produk Indonesia ke China sehingga lebih banyak masyarakat China yang mengetahui produk Indonesia yang berkualitas dan menjadikannya pilihan utama bagi mereka di tengah maraknya pilihan produk dari berbagai negara.
"Jika pandai dalam promosi, maka Anda adalah pemenangnya," ujarnya.
Wang mencontohkan Indonesia memiliki kopi berkualitas tapi jika tidak dipasarkan dan dipromosikan dengan masif maka orang lain tidak akan mengetahui keunggulannya dan memilih membeli dari Malaysia atau negara lain.
Sementara itu, pihak Malaysia mengirim delegasi setiap tahun ke China untuk mempromosikan produk dari minyak kelapa sawit.
Padahal, menurutnya produk Indonesia juga memiliki banyak keunggulan namun karena masalah promosi yang kurang ditangani dengan baik maka sedikit orang yang tahu tentang dan membeli produk Indonesia.
Untuk itu, Wang mengatakan pihak Indonesia harus meningkatkan pengenalan produk-produknya di China.
Selain masalah promosi, Indonesia juga perlu menjual produk yang bernilai tambah atau siap pakai untuk mendatangkan permintaan pasar yang lebih besar.
Menurutnya, produk olahan atau siap pakai akan memberikan harga yang lebih tinggi dan lebih banyak diminati pasar dibandingkan dengan bahan baku.
Produk berkualitas Indonesia akan sangat disayangkan jika hanya berupa bahan baku. Untuk itu produk Indonesia harus diolah dengan lebih baik menjadi produk olahan atau siap pakai dengan memanfaatkan teknologi.
Apalagi, orang-orang pada saat sekarang ini menginginkan produk siap pakai yang dengan mudah dan cepat dapat dikonsumsi.
Dia memberikan contoh warga China meminati produk herbal dan Indonesia memiliki kapasitas untuk memenuhi permintaan produk tersebut.
Jika Indonesia dapat mengolah tumbuhan herbal seperti biji kelor dan tongkat ali menjadi tablet atau minuman, maka semakin banyak pembeli yang menginginkan produk siap pakai tersebut dibandingkan produk herbal yang berbentuk bubuk atau tanaman kering yang harus diseduh atau direbus terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Dia mengatakan Indonesia dapat saling bertukar informasi dan kebutuhan dengan China, misalnya dalam hal teknologi pengolahan bahan baku menjadi produk siap pakai dan desain produk. Dengan demikian, akan terjalin kerja sama kedua pihak yang mana produk yang dihasilkan tidak hanya dapat dijual di China tapi juga di negara-negara lain sehingga mendorong peningkatan perdagangan dan ekonomi.
Selain itu, untuk mengetahui karakteristik produk yang diminati China, baik Indonesia dan China dapat melakukan survei pasar sehingga Indonesia dapat menyalurkan lebih banyak produknya sesuai dengan permintaan pasar dan pada akhirnya nilai perdagangan kedua negara semakin naik.
"Di zaman yang ditandai oleh ledakan informasi dan globalisasi ekonomi ini, justru publikasi dan promosi menjadi kunci sukses untuk meningkatkan ekonomi," tuturnya.
Pihaknya berharap pemerintah dan perusahaan Indonesia dapat memanfaatkan Pameran Impor Internasional China yang pertama di Shanghai pada 5-10 November 2018 untuk mempromosikan barang dan jasa khas Indonesia, sehingga dapat mendorong ekspor Indonesia ke China.
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018