Pangkalpinang (ANTARA News) - PNS di Indonesia kurang meminati dana Bapetarum yang dipotong dari gaji mereka sebagai tambahan uang muka pengambilan rumah. Kepala Pelaksana Bapetarum RI, Tuti Ariyati, ketika menemani Menpera M Yusuf Ashari, mengunjungi sebuah perumahan di Pangkalpinang, Kamis, mengatakan, dari 18 ribu plafon dana Bapetarum yang dialokasikan baru dua ribuan yang dimanfaatkan. Bapetarum menyiapkan plafon dana masing-masing Rp10 juta untuk PNS berbagai golongan yang belum memiliki rumah sebagai tambahan uang muka dengan bunga 7,5 persen dan makin tahun makin turun tingkat bunganya. "Kita tidak tahu kenapa PNS enggan memanfaatkan. Kalau untuk sosialisasi rasanya sudah cukup, tapi bisa juga dari perbankan yang lambat memprosesnya," ujar Tuti. Dana Bapetarum yang diterima PNS tidak akan mengurangi uang saat PNS pensiun. Bila Bapetarum itu diangsur selama 15 tahun setiap bulannya PNS membayar dibawah Rp100 ribu. Disinggung dana Bapetarum oleh pihak terkait tidak mengurangi pembayaran atau harga jual rumah, Tuti menegaskan kemungkinan itu bisa saja terjadi. Ia meminta agar PNS yang melakukan akad kredit dengan perbankan melihat secara rinci kewajiban yang sudah dibayarkannya. Bila itu dilakukan nantinya akan terlihat jelas, bila PNS dirugikan. "Kita sebenarnya belum menerima laporan adanya PNS yang sudah mendapatkan dana Bapetarum dengan kejadian seperti itu. PNS juga harus hati-hati," ujarnya. Dana Bapetarum akan memberikan manfaat bagi PNS karena tingkat bunganya yang rendah dan cicilannya relatif lama. Kedepan, ia akan meningkatkan pemahaman PNS tentang manfaat dana Bapetarum. Bagi pengembang, Tuti meminta agar mempermudah PNS mendapatkan rumah sederhana dan mengingatkan haknya bisa mendapatkan dana Bapetarum. Tujuan diadakannya Bapetarum itu untuk menolong PNS yang berkeinginan memiliki rumah sendiri, namun kesulitan memenuhi uang muka pengambilan rumah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007