Surabaya (ANTARA News) - Seorang bayi berusia 8 bulan di Surabaya, Rayyanza Hamizan Meyfiddanca, terserang virus langka Kawasaki dan belum diketahui asal atau penyebab virus itu berada dalam tubuhnya.
Dokter Spesialis Anak dr Agus Harianto SpA(K) di Surabaya, Selasa mengatakan bayi tersebut saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Siloam Surabaya.
"Hingga kini belum diketahui penyebab virus ini. Virus Kawasaki ini biasanya menyerang anak-anak usia di atas lima bulan. Namun, orang dewasa juga bisa terkena virus ini," kata pria spesialis dari RSUD dr Soetomo itu.
Dia menjelaskan, gejala serangan virus ini antara lain pasien mengalami demam yang berkepanjangan dengan suhu badan panas yang tidak stabil seperti gejala penyakit demam berdarah.
"Jika Dokter yang tidak mengetahui penyakit ini, pasti akan mendiagnosa sebagai penyakit Demam Berdarah atau Campak. Namun, virus ini tidak menular," katanya.
Setelah demam berkepanjangan, lanjutnya, tiba-tiba mata memerah, serta mulut dan bibir kering dan kemudian juga memerah. Meskipun tes darah, tes urine, dan foto thorax hasilnya semuanya normal.
"Jika terlambat dideteksi atau panasnya melebihi hari ke-7, dikhawatirkan virus Kawasaki ini bisa menyerang pembuluh darah dan jantung," kata dia.
Dia menambahkan, jika penderita yang sudah terserang, selain mata, bibir dan mulut memerah, telapak tangan, telapak kaki, dan bagian leher juga akan memerah.
Untuk menangkal virus itu, diperlukan obat yakni imunoglobulin yang diberikan dengan dosis dua gram per kilogram berat badan dan diberikan dalam 12 jam seharga Rp9,5 juta per 50 mililiter. Selain itu, juga diberikan obat aspilet sebagai pengencer darah untuk mencegah terjadinya serangan jantung.
"Bagi para orang tua diimbau agar lebih memperhatikan kesehatan anak-anaknya, karena sebagian orang tua biasanya menganggap hal biasa ketika suhu badan anak mengalami panas demam," ujarnya.
Orang tua Rayyanza Hamizan Meyfiddanca, Fidhiza Erika Diastika tidak menyangka penyakit langka akan menyerang anaknya yang masih berusia 8 bulan itu.
Dia mengatakan, awalnya menganggap anaknya sedang mengalami demam biasa. Namun setelah hari ke-2 anaknya terdeteksi terserang virus kawasaki setelah dibawa ke spesialis anak.
"Anak saya harus diberi imunoglobulin 150ml sebanyak tiga botol dalam waktu 12 jam. Jadi ya kami sekeluarga harus mengusahakan dana yang besar," ujarnya.
Kondisi anak Fidhiza saat ini terus membaik. Dia bersyukur virus tersebut tidak sampai menyebar ke pembuluh darah dan jantung. "Hasil pemeriksaan echo jantung hasilnya juga normal," kata dia.
Ia mengungkapkan sesuai petunjuk dokter, pasca pemberian obat ini, masa pemulihan anak berlangsung selama 1-2 bulan. Sedangkan, untuk pemberian vaksinasi campak akan dijadwalkan mundur, atau hingga 11 bulan kedepan.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018