Langkah ini untuk menyambut kesiapan dalam pemberlakuan era revolusi industri keempat yang tengah berjalan.
“Ternyata implementasi Industry 4.0 tidak mengurangi tenaga kerja, malah perusahaan membuka kesempatan pekerjaan baru guna mendukung penggunaan teknologi terkini dalam upaya meningkatkan produksi,” kata Adhi di Jakarta, Selasa.
Adhi berharap semua pihak harus siap menghadapi perkembangan Industry 4.0 dan ekonomi digital, termasuk dalam membangun kompetensi SDM dan pembentukan regulasi yang mendukung dunia usaha.
“Perubahan pola pikir atau soft skill yang terutama, di samping peningkatan perangkat kerasnya,” tuturnya.
Adhi juga meyakini, kunci dari pertumbuhan tahun 2018 adalah koordinasi dalam mengelola kebijakan dan regulasi yang kondusif, terlebih 2018 merupakan tahun politik.
Jika itu terjadi, GAPMMI optimistis industri mamin bisa tumbuh lebih tinggi mencapai 10 persen atau naik dari tahun sebelumnya.
Menurutnya, 2018 adalah tahun politik, di mana umumnya uang beredar akan meningkat dan diharapkan dapat pula mendongkrak konsumsi makanan dan minuman.
"Pemerintah perlu memastikan Pilkada yang dilaksanakan di 171 wilayah berlangsung aman dan damai,” harapnya.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto menyampaikan, guna memacu daya saing dan mempercepat industrialisasi, diperlukan langkah strategis seperti mempermudah akses bahan baku, sistem logistik dan distribusi, serta kegiatan penelitian dan pengembangan.
Upaya ini juga mendukung dalam penerapan Industry 4.0.
“Industri mamin kita sudah menyiapkan sarana-prasarananya, antara lain teknologi, infrastruktur yang mendukung, dan kompetensi SDM industri," ujarnya.
Sehingga, lanjut Panggah, sektor ini lebih mampu kompetitif baik di pasar dalam maupun luar negeri.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018