Jakarta (ANTARA News) - Bapak (Landung Simatupang), Mama (Jajang C.Noer) bersama tiga anak mereka, Raga (Tora Sudiro), (Ragil) Vino G. Bastian dan adek (Tara Basro) adalah keluarga Jawa yang tampak baik-baik saja.
Walau akhirnya bapak dan mama berpisah karena alasan yang tak ingin mereka utarakan pada ketiga anaknya, tak berarti hubungan mereka merenggang.
Adek yang memilih tinggal bersama mama tetap bisa berkunjung ke rumah bapak, menerima ajakan makan malam bapak bersama kedua kakak laki-lakinya. Meski tanpa mama.
Hubungan ketiga anak bapak dan mama itu cukup dekat, seakan tanpa jarak. Dari ketiganya, hanya Ragil yang masih ada di samping bapak. Raga sudah memiliki rumah sendiri dan memilih tinggal di sana.
Raga dan Sukma yang masih hangat-hangatnya memadu kasih, tiba-tiba harus menerima kehadiran Sari, mantan kekasih Raga. Sari memang sudah menikah tetapi ada hal yang membuatnya ingin kembali pada Raga.
Sukma jelas-jelas tak terima dengan keadaan ini. Tetapi akhirnya, ada yang membuat hatinya luluh. Sebuah kejadian yang mengundang senyum Raga dan Sari.
Di sisi lain, adek punya masalah yang hanya dia ketahui sendiri. Dia tak punya jalan keluar selain harus bercerita pada mama. Namun, mama justru Sari anggap aneh dari biasanya. Berkali-kali dia "tertipu" oleh mama. Ada apa?
Sementara Ragil, yang begitu apik mengurus bapak dan rumah itu juga terganjal hatinya. Dia yang belakangan rajin beribadah itu ingin mengakui sesuatu walau dia tahu ini akan membuat bapaknya terkejut setengah mati.
Nilai Jawa
Seperti yang pernah antropolog asal Amerika Serikat Hildred Geertz sebutkan dalam bukunya "Keluarga Jawa", di dalam keluarga budaya diajarkan.
Kepercayaan pada nilai Kejawen misalnya. Bapak yang seorang abangan mewariskan nilai weton--perayaan hari lahir berdasarkan hitungan dalam kalender Jawa-- pada anak-anak mereka.
Konsep Weton kemudian diterjemahkan dalam beberapa adegan dalam film besutan sutradara Ifa Isfansyah itu.
Ada juga doa meminta keselamatan menggunakan kata dalam bahasa Jawa. Akan ada adegan di mana Raga yang mengaku modern tetapi fasih menjelaskan doa ini pada Sukma.
Bebaskan imajinasi penonton
"Hoax" yang sebelumnya berjudul "Rumah dan Musim Hujan" mewakili tiga genre yaitu drama, thriler, dan komedi.
Masing-masing tokoh dalam film ini, Ragil, Raga dan adek mewakili genre-genre tersebut.
Ifa membiarkan penonton mengerutkan kening menentukan makna tingkah laku para karakter. Penonton akan terus digiring rasa bingung sekaligus penasaran apakah yang dia pikirkan benar bahkan hingga di akhir film.
Di sisi lain, Vino dan Tora mengatakan penonton bisa bebas berimajinasi dalam film itu. Karakter mana yang berbohong? Siapa yang jujur? Apa yang sebenarnya terjadi?
"Hoax" yang sebenarnya sudah diproduksi 2012 silam akan tayang di bioskop tanah air pada 1 Februari 2018.
Siapa yang bohong?
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018