"Pada bencana pergerakan tanah ini ada sembilan kepala keluarga atau sekitar 27 jiwa mengungsi karena rumahnya rusak berat," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Senin.
Menurutnya, didirikannya tenda darurat untuk para pengungsi ini karena selain rumah mereka rusak berat juga curah hujan yang tinggi sehingga warga khawatir bencana pergerakan tanah di Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara ini meluas dan bertambah parah.
Apalagi setiap tahun bencana tersebut kerap melanda dan merusak rumah warga yang dikarenakan kondisi tanahnya sudah labil dan tidak layak untuk dijadikan pemukiman.
Bantuan yang sudah disiapkan untuk korban bencana khususnya pengungsi seperti makanan siap saji (mie instan), family kit, perlengkapan sekolah, tenda gulung, tikar selimut dan lain-lain.
"Relawan dan petugas BPBD saat ini masih di lokasi yang dibantu unsur Muspika Warungkiara untuk memberikan bantuan serta mendata dan menyisir rumah-rumah warga yang terdampak bencana ini," tambahnya.
Sementara, Kepala Desa Bantarkalong Syahrial Hasan mengatakan untuk jumlah rumah yang rusak akibat bencana pergerak tanah di Kampung Pasirjambu tersebut sebanyak 31 unit. Rinciannya empat unit rumah rusak berat, dua unit rusak sedang dan sisanya atau 25 rusak ringan.
Tidak menutup kemungkinan jumlah rumah yang rusak akan terus bertambah karena curah hujan masih cukup tinggi dan pegerakan tanah akan terus terjadi.
"Lokasi bencana memang sudah tidak layak lagi didirikan rumah atau pemukiman karena tanahnya sudah sangat labil. Solusinya hanya dengan cara relokasi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018