Los Angeles (ANTARA News) - Bruno Mars memang mengejutkan bisa mengalahkan Jay-Z untuk menggondol anugerah paling bergengsi Grammy Award, Minggu malam waktu AS, tetapi bintang yang mengejutkan ternyata bukan dia, melainkan mantan calon presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, yang membacakan salah satu cuplikan buku kontroversial karangan Michael Wolff, "Fire and Fury."
Parodi prarekaman menampilkan host Grammy Award James Corden mengaudisi para selebritis, termasuk John Legend, Cher, Cardi B dan Snoop Dogg. Mereka semua membacakan buku yang mengisahkan tahun pertama Presiden Donald Trump di Gedung Putih. Mereka berpura-pura bersaing satu sama lain untuk mendapatkan Grammy.
Clinton, yang dikalahkan Trump pada Pemilu 2016, lalu membacakan sebuah nukilan dari buku itu mengenai kebiasaan makan Presiden Trump.
"Salah satu alasan mengapa dia suka menyantap McDonald's: (Adalah karena) tak ada seorang pun yang tahu dia kapan muncul dan makanan prasaji itu sendiri aman," kata Clinton membacakan nukilan buku kontroversial itu, seperti dikutip Reuters.
Corden lalu memuji Clinton, lalu berkata "Grammy sudah pasti di tas (Anda)."
Baca juga: Keluarga Donald Trump sewot kenapa Grammy munculkan Hillary
Buku "Fire and Fury: Inside the Trump White House" karangan Wolf menjadi best seller pada 5 Januari karena memicu gelombang politik, ancaman gugatan hukum dari pengacara Trump dan usaha penggalan penerbitannya.
Buku yang disebut Trump penuh kebohongan itu menggambarkan Gedung Putih yang rusuh, presiden yang tidak siap memerintah Gedung Putih dan para pembantunya yang meragukan kemampuannya menjadi presiden.
Buku ini didasarkan dari hasil wawancara pengarang dengan mantan kepala strategis Trump, Steve Bannon, dan orang-orang dekat Trump lainnya, demikian Reuters.
Baca juga: Hillary Clinton muncul di Grammy, sindir Trump
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018