Jakarta (ANTARA News) - Anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bidang distribusi dan perdagangan, PT Rajawali Nusindo, menargetkan omzet Rp4 triliun pada tahun ini.
Sejumlah upaya mulai dari pengembangan sistem teknologi informasi dan program bantuan pemerintah diharapkan menjadi kontributor target tersebut.
Direktur Utama Rajawali Nusindo Sutiyono di Jakarta, Sabtu (27/1) malam, mengatakan layanan operasional dan nonoperasional berbasis IT diharapkan dapat mendorong pendapatan hingga 10 persen karena adanya kecepatan pelayanan.
"Kecepatan ini akan menunjang `one day service` (layanan satu hari). Itu akan mendorong pendapatan, bisa mendorong hingga 10 persen," ujarnya.
Perusahaan pelat merah itu, lanjut Sutiyono, juga mendapat penugasan dari Kementerian Sosial untuk menyalurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) khusus di wilayah Jawa pada 2018. Program tersebut diharapkan dapat menambah omzet penjualan hingga sekitar Rp400 miliar-Rp500 miliar.
Dalam program tersebut, Rajawali Nusindo diberi tugas menyalurkan 1 juta paket BPNT di Pulau Jawa yang terdiri atas beras dan telur. Rencananya, dalam program tersebut, nantinya perusahaan itu akan membawa produk konsumer lain produksi RNI untuk bisa dipasarkan di kawasan penyaluran bantuan.
"BPNT itu kan sudah ditentukan jenisnya beras dan telur. Nanti setelah itu dibawa, kami bisa bawa juga produk lain seperti minyak dan gula. Diharapkan dapat mendorong pendapatan kami," katanya.
Sutiyono menjelaskan, program bantuan pangan baik yang terprogram seperti BPNT maupun yang tidak terprogram seperti bantuan permintaan Presiden Jokowi dalam kunjungan pada momentum tertentu diharapkan dapat menjadi tambahan pendapatan perusahaan.
Pasalnya, pada 2017 lalu, perusahaan meraih tambahan pendapatan sekitar Rp800 miliar dari program pembagian sembako yang dilakukan Presiden Jokowi pada bulan Ramadhan.
"Jadi dari capaian pendapatan pada 2017 sebesar Rp3,6 triliun, itu sebenarnya ada beberapa penambahan sampai Rp800 miliar. Kami yakin 2018 akan ada lagi. Kami harap bisa lebih dari target," ujarnya.
Sutiyono menambahkan, perusahaan berhasil melewati target omzet penjualan sebesar Rp3,6 triliun, dari target Rp3,5 triliun pada 2017. Capaian tersebut juga menorehkan rekor sebagai capaian tertinggi selama perusahaan berdiri dengan perolehan laba sebesar Rp76 miliar, meningkat dibanding perolehan laba 2016 sebesar Rp42 miliar dan 2015 Rp16 miliar.
"Ini adalah pencapaian laba tertinggi selama berdiri. Dulu pernah 1999 labanya Rp64 miliar, tapi terus turun sekarang naik terus," tukasnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018