Mataram, NTB (ANTARA News) - Lombok Marathon yang diselenggarakan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, diwarnai kericuhan setelah sejumlah peserta melayangkan protes kepada panitia perlombaan, Minggu.

Kekecewaan para peserta lari Lombok Marathon ini bermula saat panitia tidak memberikan medali setelah para pelari menuntaskan larinya hingga garis finish, seperti pada lomba maraton lainnya.

Akibat tidak ada kejelasan dari panitia, para peserta akhirnya beramai-ramai melakukan protes hingga naik ke atas panggung utama yang berada di halaman Kantor Gubernur NTB.

"Terus terang kami kecewa dengan sikap kami panitia yang terkesan tidak siap melaksanakan `event` seperti ini. Padahal kami sudah membayar mahal untuk ini," ungkap salah satu pelari, Diego.

Pelari lainnya asal Jakarta yang tidak ingin disebutkan namanya juga menyayangkan sikap panitia yang terkesan tidak responsif. Terutama soal pemberian medali dan piagam. Karena, setiap pelari yang menyentuh garis finish akan diberikan medali dan piagam, meski tidak keluar sebagai pemenang.

"Kami jauh-jauh datang untuk mengikuti kegiatan ini. Tapi hanya kekecewaan yang kami dapatkan," katanya.

Akibat kejadian ini, para pelari yang sudah sejak pagi berada di panggung utama setelah menyentuh garis finish mengajukan protes hingga ke atas panggung. Kericuhan ini tidak sampai melebar setelah para peserta ditenangkan sejumlah aparat kepolisian yang berjaga-jaga.

Menanggapi hal ini, Ketua KONI NTB, Andy Hadianto, mengakui ada keterlambatan pada penyerahan medali

Namun hal itu bukan disengaja karena medali yang disediakan penyelenggara terlambat datang.

"Sebenarnya karena kurang sabar saja, ketika sabar khan selesai. Memang ada keterlambatan di transportasi, karena medali di pesan di Singapura," ucapnya.

Menurut dia, medali yang disediakan jumlahnya sangat terbatas. Karena, pihak panitia hanya menyediakan 500 medali untuk peserta yang mampu menyentuh garis finish sesuai waktu yang ditetapkan.

"Banyak peserta lokal yang tidak paham aturan. Kami umumkan itu 500 finisher saja yang dapat. Tapi semua minta, medali tidak cukup. Padahal sebelumnya sudah diumumkan saat start. Bahkan, saya sendiri yang umumkan," jelasnya.

Hadianto juga kecewa atas pihak penyelenggara. Bahkan seusai kegiatan ini pihaknya akan melakukan evaluasi Lombok Marathon, apakah untuk 2019 masih akan tetap dilaksanakan atau tidak setelah kejadian ini.

"Saya juga kecewa dengan penyelenggara. Kami akan evaluasi lagi, apakah akan tetap dilaksanakan, kalau kira-kira tidak bagus saya tidak mau lagi melaksanakan," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018