Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo hari ini akan mengungjungi para pengungsi warga negara bagian Rakhine, Myanmar, yang menamakan diri Rohingya, di kamp pengungsian di daerah Cox`s Bazar, Bangladesh, tepatnya di Kamp Jamtoli.

"Pada siang hari, Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana bersama rombongan akan menuju Cox's Bazar dengan menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Bandara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam pernyataan tertulis, Minggu.

Pada hari kelima kunjungan ke lima negara Asia Selatan, hari ini Jokowi akan mengungjungi Cox`s Bazar dan menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Kantor Perdana Menteri Bangladesh di Dhaka.

Setelah itu, Presiden Jokowi dan PM Hasina menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan Presiden Jokowi dan PM Hasina akan membahas perdagangan kedua negara.

"Ada penandatanganan lima MoU, satu mengenai `Foreign Affairs Consultation`, kedua Komunike Bersama mengenai `IUU (Illegal, unreported and unregulated) Fishing` lalu ketiga adalah mengenai pembentukan PTA (preferential trade agreement atau pengaturan perdagangan preferensial)," kata Retno.

Keempat, menyangkut pembelian "liquefied natural gas"(LNG) dan kelima pembangunan pembangkit listrik tenaga gas alam cair (LNG).

Baca juga: Bangladesh apresiasi bantuan Indonesia untuk Rohingya

Sebelum berkunjung ke Kantor PM Bangladesh, Presiden Jokowi terlebih dahulu mengikuti upacara peletakan karangan bunga di National Matryrs Memorial Savar dan peletakan karangan bunga di Bangabhandu Memorial Museum.

Dari Cox's Bazar, Presiden dan Ibu Iriana akan melanjutkan perjalanan ke pengungsi Kamp Jamtoli dengan menggunakan mobil. Di sini, Presiden akan bertemu dengan pengungsi Rohingya.

Sore harinya, Jokowi akan kembali ke Dhaka dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018