Ambon (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhonono memerintahkan jajaran TNI AL untuk mengawasi kegiatan para nelayan asing, terutama yang melakukan kegiatan secara ilegal. "Saya minta TNI AL untuk memproteksi wilayah tangkapan ikan dari mereka yang melakukan kejahatan," kata Presiden, di Ambon, Kamis. Kepala Negara mengemukakan hal itu ketika meresmikan Pasar Ikan Higienis di Kota Ambon, serta Gedung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Pattimura, Ambon. Yudhoyono yang diampingi Ibu Ani Yudhono bersama Menko Polhukam Widodo AS, Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, secara simbolis juga meresmikan beroperasinya kembali industri perikanan terpadu PT Pusaka Benjina Resources yang beroperasi di Kabupaten Kepulauan Aru. "Nelayan asing harus diawasi sehingga mereka tidak boleh menangkap ikan tanpa aturan," kata Presiden yang juga didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Menneg Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, Menneg Koperasi dan UKM Surya Dharma Ali, serta Menkes Siti Fadilah Supari. Yudhoyono mengingatkan bahwa Indonesia bisa saja melakukan kerjasama dengan nelayan-nelayan dari negara-negara lain, tetapi harus didasarkan aturan-aturan yang jelas sekali. "Kerjasama internasional harus dilakukan dengan cara seadil-adilnya," kata Kepala Negara pada acara yang berlangsung saat hujan turun dengan deras di Kota Ambon. Ketika mengomentari kehidupan para nelayan, Presiden yang menyebutkan dirinya berasal dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (wilayah pinggir laut), menyatakan bahwa banyak nelayan yang terpaksa tidak bisa melaut selama berminggu-minggu karena cuaca buruk. "Kadang-kadang satu sampai dua minggu nelayan tidak bisa melaut, sehingga mempengaruhi tingkat penghasilan para nelayan," kata Yudhoyono. Karena itu, Presiden meminta Menteri Kelautan dan Perikanan serta Menneg Koperasi dan UKM untuk mencari jalan guna membantu para nelayan yang masih termasuk kelompok miskin. (*)
Copyright © ANTARA 2007