Jakarta (ANTARA News) - Pebulu tangkis tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting mengaku meminta saran dari kompatriotnya, Jonatan Christie, untuk menghadapi lawannya pada semifinal Indonesia Masters 2018, Chou Tien Chen (Taiwan).
"Sebelum menghadapi Chou Tien Chen saya sempat minta saran ke Jonatan dan Bang Irwansyah. Kita diskusikan kekuatan dan kelemahannya dia di mana. Setelah itu tinggal adu tahan di lapangan," kata Ginting di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu.
Hasilnya, Ginting mampu melaju ke final turnamen level 4 (Super 500) ini, usai menumbangkan Chou yang merupakan unggulan enam turnamen, 21-16, 13-21, 21-12, pada fase empat besar, dalam pertarungan selama 65 menit.
Jonatan Christie telah empat kali menumbangkan Chou Tien Chen dalam empat pertemuan. Pertemuan terakhir kedua pemain, terjadi pada turnamen Malaysia Masters 2018 pekan lalu yang dimenangi Jonatan menang 21-11, 24-22, atas Chou.
Sebelum menumbangkan Chou, Ginting menundukkan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 asal China, Chen Long, yang menjadi unggulan tiga turnamen, 21-11, 16-21, 21-18, pada perempat final. Ginting mengaku tak menyangka bisa melangkah sejauh ini.
"Sedikit tidak menyangka bisa menyingkirkan dua unggulan. Saya hanya main lepas, tidak mikir menang kalah. Lebih menjaga fokus karena lawan semakin berat. Jadi hanya berusaha menjaga pikiran dan fokus, jangan sampai buyar," ujar Ginting.
Terkait dengan pertandingan itu, Ginting mengaku terbawa permainan Chou yang memanfaatkan lebar lapangan pada gim kedua sehingga harus kalah dengan skor cukup telak.
"Di gim ketiga saya kembali seperti gim pertama, lebih menyerang dan bersabar, mau tidak mau tubuh ini harus dipaksakan. Dan di pertandingan gim kedua akan menjadi evaluasi saya untuk memperbaiki gaya main yang harus lebih cepat," ujar peraih gelar Korea Terbuka Super Series 2017 itu.
Sementara itu lawannya, Chou Tien Chen, menilai Ginting bermain baik dalam pertandingan ini yang mengutamakan kecepatan dan kecerdikan menempatkan bola.
Ketika ditanya soal kendala dia di lapangan, Chou menjawab tak ada masalah berarti baik itu angin lapangan atau atmosfer di Istora yang sangat riuh kala pemain Indonesia bertanding.
"Tak ada. Masalah angin dan lapangan itu sudah biasa bagi tiap pemain dan harus bisa disesuaikan. Keriuhan penonton juga bukan masalah, justru saya sangat senang bermain di sini, karena masyarakat di sini tampak sangat menyukai badminton dan mendukung sepenuhnya pahlawan mereka," ucap tunggal putra peringkat tujuh dunia tersebut.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018