"Dampak angin kencang pada Jumat 27 Januari hingga Sabtu (27/1) pukul 00.50 WIB, ada 10 lokasi yang tersebar di enam kecamatan," kata Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Makwan, Sabtu.
Menurut dia, dampak angin kencang tersebut meliputi di Kecamatan Ngalik di Dusun Kencuran Sukoharjo Ngaglik, satu pohon mlinjo tumbang melintang di jalan dan tidak menimbulkan korban. Kemudian Di Kecamatan Ngemplak di Dusun Sanggrahan, Wedomartani dua pohon tumbang melintang di jalan dan sudah terkondisi serta nihil korban.
"Kemudian di Kecamatan Kalasan di Dusun Salakan, Selomartani satu pohon jati tumbang melintang di jalan, memutus kabel penerangan jalan. Di Kecamatan Pakem di SD Tarakanita Tritis Purwobinangun, pohon tumbang menimpa jaringan listrik, di Kecamatan Turi Dusun Tunggularum, Wonokerto satu pohon sengon tumbang melintang dijalan," katanya.
Ia mengatakan, kejadian pohon tumbang paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Cangkringan yakni di lima wilayah di lereng Gunung Merapi.
"Di Kecamatan Cangkringan ada lima titik kejadian yakni di Dusun Srunen Glagaharjo, satu pohon Senu diameter 15 cm tumbang menutup akses jalan, di Kalitengah Kidul Glagaharjo empat pohon tumbang di empat titik yang bedekatan, tumbang melintang di jalan dan memutus jaringan lampu penenrangan jalan, kemudian di Dusun Manggong Lama Kepuharjo satu pohon sengon tumbang melintang di jalan dan di Dusun Kalitengah Kidul Glagaharjo satu pohon Akasian dan satu pohon mindi tumbang melintang di jalan serta di Dusun Singlar RT 2 RW 13 Glagaharjo, satu pohon jengkol tumbang menimpa rumah Sukimin," katanya.
Ketua Forum Komunikasi Komunitas Relawan Sleman (FKKRS) Yoga Nugroho mengatakan, potensi pohon tumbang di wilayah Sleman berada di semua kecamatan.
"Ada banyak faktor penyebabnya, selain pohon sudah lapuk, kondisi pohon juga banyak yang lanjut usia. Tetapi sebagian besar karena kesalahan perlakuan manusia. Ada pohon yang dijadikan tempat bakar sampah, buang sampah di batang bawah dan lainnya," katanya.
Menurut dia, faktor lainnya, banyak pohon yang ditanam di wilayah irigasi sawah dengan tanah yang gembur dan banyak pohon rimbun juga ditanam dengan tipe batang yang mudah patah.
"Kondisi tersebut menyebabkan potensi bencana pohon tumbang bisa terjadi di semua kecamatan. Sebenarnya baik BPBD Sleman maupun relawan sudah sering melakukan penyisiran, namun belum semuanya karena keterbatasan waktu dan tenaga," katanya.
Ia berharap masyarakat ikut merawat pohon-pohon perindang di sekitarnya dengan benar. Tidak boleh dijadikan tempat buang sampah, apalagi membakarnya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018