"Kunjungan Ketua HWPL Man-Hee Lee ke Jakarta akan memberikan kekuatan bagi kegiatan-kegiatan perdamaian di Indonesia," kata Rebecca Woo, Direktur Departemen Pendidikan HWPL, Cabang Jeonbuk, kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Rebecca mengatakan Lee akan berperan serta dalam Konferensi Jejaring Perdamaian Pemuda pada Sabtu dan Konferensi Perdamaian HWPL dengan asosiasi pengacara Indonesia hari berikutnya serta berpartisipasi dalam acara jalan santai untuk Perdamaian dan Harmoni. Lee dijadwalakn juga memberikan sambutan untuk mendorong dan mendukung pemuda yang aktif dalam pembangunan perdamaian.
HWPL yang berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, dan UIN Syarif Hidayatulloh akan menandatangani kesepakatan (MoU). Dari UIN, HWPL akan menandatangani sejumlah perjanjian dengan perguruan-perguruan tinggi lain dan saat ini 100 perguruan tinggi sedang memproses untuk memiliki MoU dengan HWPL. Dalam konferensi tokoh agama di Indonesia di DPR, Lee juga akan hadir dan memberikan sambutan yang isinya meminta para tokoh agama untuk memimpin dalam kegiatan-kegiatan perdamaian.
"Ia dijadwalkan bertemu dengan mantan Presiden Megawati selama kunjungannya di Jakarta," kata Rebecca.
HWPL merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berada di bawah ECOSOC PBB, yang mendorong kemitraan bagi pembangunan perdamaian melalui pengenalan hukum internasional bagi perdamaian, kerukunan antarumat beragama, pendidikan perdamaian dan jurnalistik. Slogannya leave a peace without war as an eternal legacy for future generation dievaluasi telah membuka babak baru gerakan perdamaian global.
"Pak Lee telah mengusulkan solusi-solusi nyata bagi pembangunan perdamaian," kata Rebecca yang disertai Jasmine Yang, sebagai penerjemah bahasa Indonesia.
HWPL telah melakukan 25 tur perdamaian di sekitar 100 negara, Ketua HWPL bertemu dengan para kepala negara, pakar hukum internasional, tokoh agama, tokoh wanita dan pemuda, dan wartawan untuk bertukar pandangan mengenai gagasan HWPL bagi perdamaian.
Dari Indonesia, Lee akan melanjutkan tur perdamaiannya ke Malaysia dan Myanmar.
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018