"Soal lapor melapor saya tidak pernah berpikir untuk itu, apalagi menuntut orang yang pertama kali mengunggah ke media sosial," kata Ahyar Abduh di Mataram, Jumat.
Ahyar mengaku akan mengambil hikmah dari kejadian itu. Ke depan ia akan lebih berhati-hati dan tidak lagi melakukan hal itu di depan umum karena dikhawatirkan akan mengundang tafsiran macam-macam oleh masyarakat.
"Sebagai manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan, ada khilaf itu pasti. Sebaik-baik manusia tentu ada kekurangan," ucapnya.
Politikus Partai Golkar ini juga tidak melihat ada kampanye hitam di balik viralnya foto tersebut meskipun dirinya saat ini maju sebagai bakal calon gubernur NTB dalam Pilkada 2018.
"Saya tidak berpikir ke arah sana. Itu hanya spontanitas, hanya menuruti yang diminta Sat Pol PP. Kalau saya pikir politis saya tidak ngerti. Tapi masak saya akan melakukan hal yang akan memengaruhi citra saya. Kita ambil hikmahnya saja," katanya.
Meski begitu, Ahyar Abduh mengimbau agar tidak ada kampanye hitam dalam pemilihan gubernur NTB.
"Serahkan kepada masyarakat untuk menilai. Saya berfastabiqul khairat (berlomba dalam kebaikan) saja. Masyarakat NTB dapat memilih yang terbaik sesuai harapan masyarakat NTB," tandasnya.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018