New Delhi (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo akan memperkokoh kerja sama perdagangan dengan Pakistan dalam kunjungan kenegaraannya, demikian kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di New Delhi, Jumat.

"Pertama adalah memperkokoh `Preferential Trade Agreement` (PTA) yang kita sudah lakukan atau dimiliki antara Indonesia dengan Pakistan sejak 2012 dan kita sudah punya peta, tetapi kita akan memperkokoh lagi agar perdagangan kita naik," katanya.

Menurut Retno, total perdagangan Indonesia dengan Pakistan pada periode Januari hingga Oktober 2017 mencapai sekitar 2,13 miliar dolar AS.

Menlu menjelaskan Pakistan memiliki populasi penduduk yang cukup besar mencapai sekitar 201 juta jiwa pada 2016 yang merupakan peluang baik bagi kerja sama ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi Pakistan jelas Retno, yang mencapai 4,7 persen pada tahun 2016 juga menjadi peluang baik bagi kerja sama.

Selain itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga melakukan Forum Bisnis bilateral mempertemukan pengusaha Pakistan dan Indonesia.

"Oleh karena itu kita ingin membuka lebih lebar lagi perdagangan kita dengan Pakistan. Kita sudah punya PTA 2012, kita ingin memperkokoh PTA itu dan memang ada aspirasi dari Pakistan untuk mencoba membuat Free Trade Agreement (FTA) dan ini sedang dibahas," ujar Menlu.

Presiden dan Ibu Iriana tiba pada pukul 14.30 waktu setempat di Pangkalan Udara Nur Khan, Islamabad, Pakistan dan disambut langsung oleh Presiden Pakistan Mamnoon Hussain dan Ibu Begun Mahmooda Mamnoon.

Selama di Pakistan, Presiden dan Ibu Iriana juga akan memulai rangkaian acara kunjungan kenegaraan ke Pakistan dengan mengunjungi National Assembly of Pakistan.

Presiden akan menghadiri upacara peletakan karangan bunga di Monument Wall of Unsung Heroes dan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi, serta Ketua Senat dan Ketua Parlemen Pakistan.

Kepala Negara dan rombongan kepresidenan juga direncanakan akan singgah di Wisma Duta KBRI Islamabad sebelum ke Aiwan-e-Sadr atau Istana Kepresidenan Pakistan untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Pakistan Mamnoon Hussain.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018