Kota Gaza (ANTARA News) - Dua-belas orang Palestina tewas Rabu, saat Israel melancarkan serangan ganda di Jalur Gaza, sehingga menyulut kerusuhan paling mematikan sejak petempur HAMAS menguasai wilayah tersebut 12 hari sebelumnya. Aksi kekerasan itu terjadi di tengah dorongan baru bagi perdamaian dan pengangkatan mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, sebagai utusan khusus empat negara besar yang menengahi perdamaian Timur Tengah. Buldoser dan tank Israel bergerak memasuki Kota Gaza dan kota kecil di bagian selatannya, Khan Yunis, dalam penyerbuan yang dilancarkan pada malam hari dan dengan cepat menyulut bentokan dengan pejuang Palestina yang bersenjatakan senapan mesin dan granat berpeluncur roket. Satu serangan udara dilancarkan di dekat tempat penyeberangan Karni antara Jalur Gaza dan Israel setelah beberapa pria bersenjata terlihat mendekati pasukan Israel. Angkatan Darat menyatakan kegiatan tersebut dilancarkan "karena adanya ancaman teror" di Jalur Gaza, tempat pejuang HAMAS mengalahkan pasukan keamanan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang mendapat dukungan Barat, pada 15 Juni, dan secara efektif menciptakan daerah kantung di depan mata Israel. Petugas medik mengatakan 11 orang Palestina tewas, termasuk delapan petempur Jihad Islam, HAMAS dan Brigade Syuhada Al-Aqsha yang berkaitan dengan faksi Fatah, pimpinan Abbas. Tiga warga sipil tewas, termasuk seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun. Sementara itu seorang anggota kelompok Jihad Islam, Zakaria At-Tatar, yang cedera dalam serangan udara Israel Senin, meninggal akibat luka-lukanya Rabu, kata petugas medik, seperti dilaporkan AFP. Satu helikopter bermeriam Apache melintas sambil melepaskan tembakan dan mengakibatkan ledakan berkala di bagian timur Kota Gaza, sementara tentara Israel mengawasi atap rumah dan pejuang Palestina berlarian di jalan-jalan, kata saksi mata. Sedikitnya 40 orang Palestina dan dua prajurit Israel cedera. "Terdapat sejumlah pria bersenjata yang diidentifikasi oleh pasukan kami di sana (di daerah Shujaiya) dan ditembaki dalam berbaga kejadian," kata jurubicara Angkatan Darat Israel sebelum operasi di bagian timur Kota Gaza dan tentara Israel mundur. Di bagian selatan, dua petempur dari Brigade Al-Quds dan sayap bersenjata HAMAS, Brigade Ezzedine Al-Qassam tewas dalam berbagai bentrokan dengan tentara Israel di Khan Yunis. "Di bagian selatan Jalur Gaza, pejuang Palestina menembakkan rudal anti-tank dan melepaskan tempat ke arah pasukan IDF (pasukan pertahanan Israel) di sana, yang beroperasi untuk menanggulangi ancaman teror. Selama baku tembak, pasukan mengidentifikasi dua orang tertembak," kata Angkatan Darat Israel. HAMAS dan Jihad Islam mengkonfirmasi bahwa petempur mereka telah menembakkan granat berpeluncur roket ke arah tentara Israel. Bentrokan terjadi saat beberapa utusan mendesak bagi digolkannya agenda diplomatik setelah Abbas bertemu langsung dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert pada konferensi tingkat tinggi di Mesir, Senin, untuk pertama kali sejak HAMAS menguasai Jalur Gaza. Sementara masyarakat internasional berusaha untuk lebih mengucilkan HAMAS --yang dipandang sebagai kelompok teror oleh Israel dan Barat-- para pemimpin Arab mendorong perujukan antara Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS) dan pesaing sekulernya, faksi Fatah, pimpinan Abbas. Abbas mengutuk Abbas mengutuk operasi di Jalur Gaza tersebut sebagai "tindakan kriminal", pada suatu taklimat bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov -- yang sedang berkunjung-- di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan. HAMAS mengecam "pembantaian brutal" itu dan buah berdarah pertama dari Sharm Esh-Sheikh, sementara Mesir memperingatkan serangan tersebut "dapat menambah runcing situasi yang sudah sangat rumit". Peran baru Blair dalam politik dunia diumumkan di New York oleh PBB dan Amerika Serikat, setelah ia mengakhiri jabatan selama satu dasawarsa dan digantikan sebagai perdana menteri oleh mantan menteri keuangannya, Gordon Brown. (*)

Copyright © ANTARA 2007